Miliarder India Kabur dan Ditangkap Polisi Inggris, Ada Apa?

Miliarder India ini kabur ke Inggris dan ditangkap polisi setempat.

oleh Ayu Lestari Wahyu Puranidhi diperbarui 24 Mar 2019, 22:02 WIB
Ilustrasi Penipuan | Sumber Foto: gobankingrates.com

Liputan6.com, London - Miliarder India, Nirav Modi telah ditangkap oleh polisi Inggris atas dugaan keterlibatannya dalam penipuan bank mencapai USD 2 miliar atu Rp 28,23 triliun (Kurs USD 1 = Rp 14.115).

Dilansir dari laman CNN, miliarder yang pernah dinobatkan menjadi orang terkaya ke-85 di India dengan kekayaan mencapai USD 1,8 miliar atau Rp 25,04 triliun ini telah dilaporkan atas kasus penipuan yang terjadi di salah satu cabang Punjab National Bank sejak satu tahun lalu. Bank ini merupakan salah satu bank yang terbesar di India.

India kemudian mengeluarkan Interpol Red Notice untuk menangkap Nirav Modi ini. Kemudian, otoritas London diminta untuk melanjutkan penangkapan dan menangkap Modi sesegera mungkin.

Menurut Biro Investigasi Pusat India (CBI), Modi dan pejabat bank tersebut diduga mengeluarkan Letters of Undertakings untuk mendapatkan kredit pembeli.

CBI telah menggerebek puluhan kantor dan menyita harta Modi sebanyak jutaan dolar, meskipun ia telah menyangkal semua kesalahannya. Modi kabarnya telah didakwa atas kasus konspirasi kriminal, penipuan dan korupsi.

Penangkapannya mungkin akan berdampak pada pemilihan India yang akan mendatang karena penangkapannya ini begitu merusak citra buruk Perdana Menteri India, Narendra Modi yang berjanji akan memerangi korupsi di India


Miliarder Ini Beramal Hampir Rp 300 Triliun

(Foto: Hindustan Times) Azim Premji

Predikat miliarder paling dermawan patut disematkan pada taipan teknologi India, Azim Premji. Pria ini merupakan salah satu orang terkaya di dunia peringkat 36 versi Forbes.

Pasalnya miliarder India ini baru saja mengumumkan bahwa ia telah menyumbangkan USD 21 miliar atau Rp 300,1 triliun (Kurs USD 1 = Rp 14.295) ke Azim Premji Foundation, lembaga amal yang berfokus pada pendidikan.

Donasi yang ia berikan mencakup 67 persen sahamnya di Wipro yang merupakan agen outsourcing IT miliknya, senilai USD 15 miliar atau Rp 214,4 triliun.

Tidak hanya itu saja, miliarder ini juga menambahkan aset lain termasuk sahamnya di bisnis konsumen Wipro Enterprises dan PremjiInvest yang merupakan perusahaan milik keluarganya.

Dilansir dari laman Forbes, miliarder satu ini berencana untuk memberikan lebih banyak lagi harta kekayaannya. 

Setelah pengumuman ini, kekayaan Premji yang sebelumnya mencapai USD 22,6 miliar, saat ini telah berkurang 80 persen menjadi USD 4,4 miliar. Selain itu, sahamnya bersama keluarganya saat ini hanya tinggal 7 persen di Wipro.


Premji jadi panutan miliarder India lainnya

Ilustrasi donasi (dok. unsplash.com Christian Dubovan @cdubo/Putu Elmira)

Tindakan terpuji miliarder satu ini tentunya mendapatkan banyak apresiasi dari para miliarder india lainnya, misal miliarder bioteknologi Kiran Mazumdar-Shaw. Ia mengagumi apa yang dilakukan oleh Azim Prejim, baginya apa yang Azim lakukan sangatlah luar biasa.

Ia pun menambahkan bahwa yang Premji lakukan membuat India naik tingkat, dan membuatnya termotivasi untuk beramal lebih banyak lagi meskipun saat ini ia sudah menyumbang USD 30 juta.

Sama halnya dengan Premji, Mazumdar-Shaw juga sudah menandatangani Giving Pledge dan berjanji untuk menyumbangkan 75 persen dari kekayaannya.

Tidak hanya Mazumdar-Shaw saja yang terkesan dan menjadikan Premji sebagai teladan, ternyata miliarder India lainpun merasakan yang sama salah satunya, Anu Aga. 

“Premji adalah teladan bagi kita semua. Saya berharap lebih banyak orang akan mengikuti teladannya,” ujarnya.

Ternyata sifat dermawan miliarder satu ini terinspirasi dari Mahatma Gandhi, serta keterlibatan ibunya selama beberapa dekade selama bekerja di rumah sakit amal anak-anak di Mumbai.

Itu semua sebagai permulaannya untuk beramal hingga akhirnya ia mendirikan yayasan dengan sumbangan awal dari Saham Wipro bernilai USD 125 juta pada 2001.

Donasinya kali ini akan membantu yayasan untuk meningkatkan kegiatannya beberapa kali lipat. Ini diungkapkan oleh CEO Anurag Behar, seorang veteran Wipro yang mengambil alih pada tahun 2010.

Pada 2014, yayasan ini memperluas cakupannya ketika telah memberikan hibah multiyears untuk organisasi nirlaba yang menangani berbagai masalah sosial seperti kekerasan perempuan dalam rumah tangga, kekurangan gizi pada anak-anak dan bunuh diri di kalangan petani marginal.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya