Jawa Timur Paling Banyak Serap Pupuk Bersubsidi

Pupuk Indonesia telah menyalurkan pupuk bersubsidi sebanyak 1,83 juta ton ke seluruh wilayah Indonesia.

oleh Bawono Yadika diperbarui 21 Mar 2019, 16:45 WIB
Petani memupuk tanaman padi di Karawang, Jawa Barat, Senin (4/7). Untuk mencapai target swasembada pangan 2016, pemerintah telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 20 triliun. (Liputan6.com/Gempur M Surya)

Liputan6.com, Jakarta - PT Pupuk Indonesia (Persero) Tbk mencatat daerah Jawa Timur (Jatim) sebagai wilayah terbesar menyerap pupuk bersubsidi. Posisi kedua diduduki oleh Jawa Barat.

Direktur Pemasaran Pupuk Indonesia Achmad Tossin Sutawikara mengatakan, penyerapan pupuk bersubsidi bahkan bisa mencapai 1 juta ton per tahun di daerah Jatim.

"Kalau yang saya tahu penyerapan pupuk subsidi paling besar itu di Jawa Timur, untuk setahun saja bisa mencapai satu juta sendiri. Kemudian yang kedua Jawa Barat. Total pulau Jawa itu bisa mencapai 60 persen lebih malah," ujarnya di Karawang, Jawa Barat, Kamis (21/3/2019).

Adapun untuk Indonesia wilayah timur jumlah penyerapan pupuk bersubsidi masih terbilang rendah.

"Luar jawa, Indonesia bagian timur barulah itu agak rendah. Perbedaan jumlah itu bukan merupakan prioritas. Semua kita penuhi. Ada kelangkaan, sebut saja di sulawesi bisa masalah itu, walaupun jumlahnya kecil. Harus kita selesaikan," jelasnya.

Sebagai informasi, per 17 Maret 2019, Pupuk Indonesia telah menyalurkan pupuk bersubsidi sebanyak 1,83 juta ton ke seluruh wilayah Indonesia dari total 2,33 juta ton yang telah dialokasikan oleh BUMN tersebut dalam waktu yang sama.

Total penyaluran pupuk bersubsidi oleh BUMN tersebut, terdiri dari penyaluran pupuk urea sebanyak 837,2 ribu ton dari alokasi 941,7 ribu ton. Kemudian penyaluran untuk pupuk NPK sebanyak 492,3 ribu ton dari alokasi 616,6 ribu ton.

Sedangkan untuk penyaluran pupuk bersubsidi jenis SP-36 hingga 17 Maret 2019 mencapai 198,3 ribu ton dari alokasi sebanyak 248,9 ribu ton, kemudian untuk pupuk ZA sebanyak 185,62 ribu ton dari alokasi 279,8 ribu ton, dan pupuk organik sebanyak 126 ribu ton dari alokasi 245,6 ribu ton.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Cara Pemerintah Agar Penyaluran Pupuk Bersubsidi Tak Bocor

Petani memupuk tanaman padi di Karawang, Jawa Barat, Senin (4/7). Kementerian Pertanian optimis target produksi padi sebesar 75,13 juta ton pada tahun 2016 dapat tercapai. (Liputan6.com/Gempur M Surya)

Sebelumnya, guna memastikan ketersediaan dan penyaluran pupuk bersubsidi, distributor pupuk bersubsidi wilayah Jawa Barat menandatangani Surat Perjanjian Jual Beli dengan para pemilik kios.

Penandatanganan ini disaksikan oleh Dirjen PSP Kementerian Pertanian, Sarwo Edhy dan Direktur Utama PT Pupuk Indonesia, Aas Asikin Idat, di Purwakarta.

Sebanyak 24 distributor dan 476 kios yang berlokasi di Purwakarta, Subang, Karawang dan Bandung ini ini merupakan distributor yang berada di bawah koordinasi anak perusahaan PT Pupuk Indonesia (Persero), yaitu PT Pupuk Kujang dan Petrokimia Gresik.

Adapun total jumlah distributor di wilayah Jabar adalah sebanyak 131 distributor dan 3.807 kios resmi pupuk bersubsidi.

Sarwo Edhy mengatakan, Kementerian Pertanian meminta dukungan semua pihak terutama aparat untuk mengawal distribusi pupuk bersubsidi sehingga tidak ada penyalahgunaan pupukbersubsidi. 

“Penyaluran pupuk bersubsidi harus sesuai dengan prinsip 6 Tepat sehingga ketersediaan pupuk tetap terjaga” tegas Edhy dalam keterangannya, Rabu (27/2/2019).

Aas Asikin menyampaikan bahwa Pupuk Indonesia dengan didukung oleh anggota holdingberusaha menjalankan tugas yang diberikan Pemerintah untuk menyalurkan pupuk bersubsidi sesuai alokasi yang telah ditetapkan dalam Permentan No. 47/SR.310/11/2018.

“Kami menjamin ketersediaan di daerah-daerah sesuai dengan alokasi dan prinsip 6 tepat, yaitu tepat harga, tepat waktu, tepat tempat, tepat mutu, tepat jenis dan tepat jumlah”, tegas Aas.

Oleh karena itu, Aas memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada Distributor dan Kios Resmi sebagai garda terdepan dalam penyaluran pupuk bersubsidi atas kerjasama yang telah terjalin selama ini.

“Distributor dan kios adalah kunci keberhasilan penyaluran pupuk bersubsidi agar bisa sampai ke tangan petani yang berhak sesuai dengan mekanisme yang ada, yaitu melalui RDKK” jelas Aas.

Hal ini penting agar pupuk bersubsidi tidak diselewengkan ke sektor lain dan diterima oleh mereka yang tidak berhak. Tercatat, sepanjang tahun 2018 Pupuk Indonesia telah menyalurkan pupuk bersubsidi dengan total 9,34 juta ton hingga ke pelosok Nusantara. Berbagai upaya Pupuk Indonesia lakukan sehingga pupuk dapat diterima oleh petani dan penyalurannya dapat berjalan dengan optimal.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya