Liputan6.com, Jakarta - Distributed Denial of Service (DDoS) merupakan salah satu gangguan yang kerap dialami pelaku bisnis di berbagai sektor, termasuk perbankan, finansial, e-commerce, juga pemerintahan. Salah cara mengatasi serangan tersebut adalah dengan solusi scrubbing center.
DDoS merupakan jenis serangan yang dilakukan dengan cara membanjiri lalu lintas (trafik) jaringan internet pada server, sistem, atau jaringan.
Umumnya serangan ini dilakukan menggunakan beberapa komputer host penyerang sampai sistem target tidak bisa diakses. Indonesia sendiri diketahui merupakan salah satu negara yang menjadi target serangan DDoS.
Baca Juga
Advertisement
Perusahaan keamanan siber, Imperva, melihat hal ini sebagai peluang bagus untuk memboyong solusi scrubbing center miliknya ke Indonesia.
AJP SME Imperva Cloud Protection, Paul Thomas, mengatakan serangan DDoS semakin berkembang dan canggih, sehingga dapat memengaruhi bisnis para pelaku usaha.
Ia pun mengklaim solusi Scrubbing Center Imperva sebagai salah satu cara terbaik menangani serangan DDoS.
"Serangan DDoS ini dapat memengaruhi bisnis. Oleh sebab itu, terlindungi dari DDoS adalah hal yang tepat," ungkap Paul dalam acara peluncuran Imperva Scrubbing Center di kawasan Jakarta, Kamis (21/3/2019).
Investasi Solusi
Pembangunan Scrubbing Center Imperva di Jakarta ini, juga dinilai sebagai investasi solusi yang dapat melindungi keamanan penuh para pelanggannya.
Kerugian dari serangan DDoS ini sendiri tidak hanya dari sisi finansial, tapi juga data-data penting di dalam sistem sebuah perusahaan.
Hadirnya Imperva Scrubbing Center ini dikatakan lebih mudah digunakan, serta cepat dalam membersihkan trafik DDoS. Selain itu juga hanya mengirim trafik yang bersih ke web server pelanggan.
Advertisement
Kerja Sama dengan BPT
Imperva menjalin kerja sama dengan PT. Blue Power Technology (BPT) untuk memasarkan solusi scrubbing center miliknya di Indonesia. BPT merupakan salah satu distributor infrastruktur Teknologi Informasi (TI) di Indonesia.
Direktur BPT, Erwin Urip, mengatakan sejauh ini sudah ada 10 perusahaan besar Indonesia yang menggunakan solusi dari Imperva tersebut. Sebagian besar dari sektor finansial.
Perusahaan pun memiliki sejumlah calon pelanggan potensial dari sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
"Sektor usaha yang menjadi target serangan DDoS ini beragam, termasuk finansial dan perdagangan. Memang biasanya yang menjadi target itu industri yang banyak menyimpan data dan memberikan layanan melalui digital," jelas Erwin.
Sayangnya ia enggan merinci harga jual solusi ini. "Harganya beragam, tidak ada patokan karena tergantung dari keinginan pelanggan juga," sambungnya.
(Din/Ysl)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: