Liputan6.com, New Delhi - Para ilmuwan melaporkan rekor baru untuk badai petir paling kuat yang pernah ada. Badai besar tersebut rupanya mampu menciptakan potensi arus listrik sebesar 1,3 miliar volt.
Untuk memperkirakan potensi listrik badai, para ilmuwan mengukur penurunan jumlah muon yang ada di bawah badai. Muon adalah partikel kecil yang menghujani atmosfer dengan muatan listrik negatif. Muon diproduksi ketika sinar kosmik bertabrakan dengan atmosfer atas.
Advertisement
Para peneliti di India dan Jepang menentukan bahwa listrik yang menembus awan akan mengurangi muatan muon yang melewatinya, mengurangi kemungkinan partikel yang terdeteksi oleh sensor muon di bawah badai.
Data yang dikumpulkan oleh pesawat terbang dan balon cuaca telah membantu para ilmuwan mempelajari struktur listrik di dalam badai, tetapi kedua media ini hanya dapat mensurvei sebagian kecil badai yang menyebar di sejumlah besar langit. Mereka tidak dapat mengukur potensi listrik di seluruh awan raksasa.
Para astronom sebelumnya telah memperhatikan bahwa keberadaan badai petir dapat menekan aliran, atau fluks, muon yang diukur dengan teleskop muon. Para periset juga telah menemukan korelasi antara sambaran petir dan sinar gamma.
Untuk studi ini, mereka menggunakan G3MT, sebuah teleskop muon yang ada di India Selatan, agar bisa secara tepat mengukur dampak sambaran petir pada fluks muon.
Penulis makalah ini, Sunil Gupta dari Tata Institute of Fundamental Research di Mumbai, India, juga mengembangkan metode kuantitatif untuk menyimpulkan potensi listrik badai petir berdasarkan perubahan fluks muon.
"Kami menyadari bahwa GRAPES-3 adalah alat yang ideal untuk mengukur potensi badai, khususnya untuk badai terbesar," kata Gupta.
G3MT mampu mengukur perubahan fluks muon dengan presisi 0,1 persen. Teleskop itu juga dapat membedakan 169 arah diskrit (elemen-elemen yang tidak bersambungan) di langit, memberikan gambaran komprehensif tentang struktur listrik awan petir.
"Teknik berbasis muon ini menyediakan cara yang unik untuk menyelidiki medan listrik di akselerator partikel alami terbesar di Bumi, yaitu petir dan badai. Meskipun tidak secara langsung," imbuh Michael Cherry yang mempelajari sinar kosmik dan gamma di Louisiana State University.
Antara 2011 dan 2014, para ilmuwan menggunakan G3MT dan metode kuantitatif baru untuk mengukur potensi listrik dari 184 badai.
Pada 1 Desember 2014, tim tersebut mengukur petir dengan potensi listrik 1,3 miliar volt, atau 1,3 gigavolt --badai listrik paling kuat yang pernah terdeteksi. Para ahli kemudian menggambarkan catatan badai ini dalam jurnal Physical Review Letters.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Ini yang Terjadi Jika Tubuh Anda Tersambar Petir
Fenomena alam berupa petir di langit memang terlihat fantastis, bahkan tak sedikit yang merasa ngeri melihatnya. Tapi pernahkan Anda berpikir bagaimana jadinya jika manusia tersambar?
Mereka yang tetap hidup setelah tersambar petir harus hadapi banyak masalah kesehatan berat. Peristiwa alam saat 100 juta Volt menerjang tubuh, bukan sekedar pengalaman tak terlupakan.
Momen sambaran petir hanya berlangsung beberapa milidetik, jika menerjang tubuh manusia. Setelah itu segalanya berubah total. Saat fenomena terjadi temperatur bisa mencapai hingga 50.000 derajat Celcius. Itu sama panasnya seperti di permukaan matahari.
Jika petir menyambar dan gemuruh terdengar di langit, bagi banyak orang itu ibaratnya pertunjukan alam mengagumkan. Untuk sebagian orang itu menyulut panik, terutama bagi mereka yang pernah jadi korban sambaran petir.
"Mereka kerap menderita gangguan stres pascatrauma. Tersambar petir adalah peristiwa yang tidak pernah mereka duga," sehingga sepenuhnya mengubah hidup. Demikian dikatakan Profesor Berthold Schalke dari Klinik Neurologi Universitas Regensburg.
Sejak beberapa tahun lalu, ia merawat korban sambaran petir.
Tubuh Terbakar Parah
Ia menjelaskan, aliran listrik tegangan tinggi dari petir bisa menyebar di permukaan tubuh. Itu menyebabkan luka bakar parah. Seorang pasiennya tersambar petir ketika mengenakan kalung emas. Akibat petir, kalung yang dikenakan sepenuhnya menguap dan meninggalkan luka bakar di kulitnya.
Kadar luka bakar sama seperti jika terkena uap panas. Shalke juga menjelaskan, kunci yang ditempatkan di saku baju juga bisa jadi potensi bahaya, karena bisa terbakar dan terbenam ke dalam kulit. Sebagian besar korban sambaran petir biasanya tewas.
"Berbagai faktor menentukan, apakah aliran listrik hanya menyebar di permukaan kulit, atau mengalir ke dalam tubuh," demikian papar Thomas Raphael dari Ikatan Teknik Elektro, Elektronik dan Teknik Informasi (VDE).
Listrik bisa memasuki tubuh melalui kepala. Listrik mencari jalan, misalnya lewat telinga, lubang hidung, mulut dan mata. Dari sana listrik mengalir ke tulang belakang.
"Ada juga korban sambaran petir yang langsung terjatuh, dan jantungnya berhenti berdetak", ujar Berthold Shalke. Ahli syaraf itu percaya, banyak korban yang sebenarnya bisa tertolong jika segera mendapat pertolongan.
Advertisement