Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah perusahaan bahan bangunan dan karya arsitek Indonesia dan dunia meramaikan ajang Indonesia Building Technology Expo 2019 di ICE BSD, Tangerang Selatan, 20-24 Maret 2019. Salah satunya, Sampoerna Kayoe.
"Bagi kami acara ini sangat penting, karena kami mulai menonjolkan kemampuan kami dari segi riset, produk, kepada masyarakat Indonesia. Dulunya, industri kayu lapis dianggap sebagai industri tradisional," ujar Chief Executive Officer (CEO) Sampoena Kayoe Riko Setyabudhy Handoko kepada Liputan6.com di acara IndoBuildTech 2019 di ICE BSD City, Tangerang Selatan, Kamis, 21 Maret 2019.
Riko menambahkan, kayu lapis di Indonesia sudah terkenal cukup lama ada dan kini menjadi salah satu unggulan Sampoerna Kayu. Ke depan, peluang kayu lapis itu masih sangat besar.
Baca Juga
Advertisement
"Saya merasa Sampoerna Kayoe punya posisi yang sangat unik di Indonesia sebagai perusahaan kayu lapis terbesar. Kami yang memelopori pengolahan kayu dengan menggunakan kayu sengon. Saat ini kami menggunakan 1,5 juta meter kubik kayu sengon setiap tahun yang berasal dari perkebunan rakyat," ujar Riko.
Selain kayu lapis, lanjut Riko, Sampoerna Kayoe juga menawarkan beragam jenis produksi kayu olahan lainnya. Mulai dari LVL (laminated veneer lumber), decking solid, pintu kayu, rangka atap, kusen kerja, panel, bak truk, atap, rumah kayu tahan gempa, dan lainnya.
"Kami ingin memperkenalkan semua itu kepada masyarakat dan juga industri sehingga makin dikenal," ujarnya.
Riko menambahkan, tahun 2019 menjadi awal brand activation Sampoerna Kayoe setelah sebelumnya sukses re-branding Samko Timber menjadi Sampoerna Kayoe.
"Sampoerna Kayoe pertama mengikuti acara ini, karena sebelumnya masih bernama Samko Timber," kata Marketing Head Sampoerna Kayoe Christine Suhartini.
Direktur Komersial Sampoerna Kayoe Rudiyanto Tan menambahkan, selain memproduksi kayu olahan dengan kualitas terbaik, Sampoerna Kayoe juga menggunakan bahan baku yang berkelanjutan dan membagikan bibit pohon sengon dan karet kepada petani secara gratis.
"Hingga akhir 2018 Sampoerna Kayoe telah membagikan lebih dari 67 juta bibit kepada masyarakat," tegas Rudiyanto.
Sementara itu, mengenai material rumah kayu tahan gempa saat ini sedang diujicobakan. Namun, kendalanya material rumah kayu tersebut belum diketahui secara estetika dan berapa budget yang dibutuhkan.
"Saat ini, kami sedang meriset, apakah itu memungkinkan untuk dikembangkan. Prototipenya sudah ada untuk rumah kayu tipe 36. Rumah tersebut berbentuk knock down dan dalam seminggu sudah bisa berdiri," kata Riko Setyabudhy Handoko. "Tapi untuk saat ini kami masih fokus pada kayu lapis, decking, desain interior, dan desain," tegasnya.
Saksikan video pilihan di bawah ini: