Barcelona Bantah Eksploitasi Pendukung Manchester United

Barcelona menghadapi Manchester United di 8 besar Liga Champions.

oleh Harley Ikhsan diperbarui 22 Mar 2019, 19:20 WIB
Barcelona menaikkan harga tiket untuk laga melawan MU di Liga Champions. (AFP/Pau Barrena)

Liputan6.com, Barcelona - Barcelona membantah meningkatkan harga tiket untuk babak 8 besar Liga Champions karena status Manchester United. El Azulgrana juga menyatakan sudah menerapkan kebijakan tersebut sejak tahun lalu.

Klub Catalonia tersebut memanjar 120 euro bagi pendukung Manchester United untuk pertandingan di Camp Nou, 16 April mendatang.

Pendukung The Red Devils pun melayangkan protes dan menuduh Barcelona serakah. Namun, raksasa Spanyol itu menolak anggapan tersebut.

"Kami tidak meningkatkan harga tiket bukan karena Manchester United datang ke sini. Harga itu wajar memasuki putaran kompetisi," kata juru bicara Barcelona, dilansir Manchester Evening News.

"Harga tersebut seperti beberapa tahun terakhir dan kami bakal berlakukan jika bersua Manchester City, Juventus, Liverpool, atau siapapun lawan," sambungnya.


Sikap MU

Duta besar Manchester United (MU) Andy Cole (kiri) berjabat tangan dengan perwakilan Barcelona Eric Abidal usai undian 8 besar Liga Champions di Nyon, Jumat (15/3/2019). (AFP/Fabrice Coffrini)

Manchester United merespon keputusan Barcelona dengan memanjar pendukung lawan dengan tiket 120 euro bagi mereka yang ingin menyaksikan laga di Old Trafford pada 10 April. Keuntungan yang didapat dari peningkatan itu kemudian digunakan untuk mensubsidi suporter mereka yang berangkat ke Camp Nou.

Fans nantinya hanya membayar 65 euro dengan sisanya diberikan klub. "Kami percaya suporter diberlakukan tidak adil dari klub kandang. Sama seperti Valencia di fase grup dan Sevilla pada musim lalu, kami terpaksa meningkatkat harga tiket pendukung Barcelona demi membantu pendukung sendiri," tulis keterangan resmi Manchester United.


Menuntut UEFA

Pendukung Manchester United sudah meminta UEFA bertindak untuk menyikapi eksploitasi. Namun, sejauh ini hal itu masih menjadi wacana. "Kami tahu masalah ini. Akan sangat bagus jika kami bisa bertindak membatasi pembatasan harga," kata Presiden UEFA Alexander Ceferin, Desember lalu.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya