Liputan6.com, Jakarta - Calon wakil presiden nomor urut 01 Ma'ruf Amin menghadiri deklarasi masyarakat Samarinda di GOR Sempaja Samarinda, Kalimantan Timur, Jumat (22/3/2019). Kedatangan sang kiai disambut meriah tarian khas suku Dayak.
Ma'ruf terlihat berjalan bersama istrinya Wury Estu Handayani. Keduanya mengenakan pakaian adat Dayak yang membalut sarung dan jas Mustasyar PBNU itu. Deklarasi dukungan itu diinisiasi kelompok relawan anak republik dan dihadiri ribuan masyarakat Samarinda.
Advertisement
Dia pun berterimakasih kepada masyarakat Samarinda atas dukungannya. Ma'ruf menyebut di Samarinda ini target suara sekurangnya 70 persen bisa dikantongi.
"Anda harus bekerja keras supaya mencapai 70 persen, Insyaallah," ucap Ma'ruf Amin dalam pidato sambutan.
Pada kesempatan ini, Ma'ruf bicara banyak tentang kesuksesan petahana Joko Widodo (Jokowi). Misalnya keberhasilan program Kartu Indonesia Pintar, Kartu Indonesia Sehat, sampai pembangunan berbagai macam infrastruktur.
Ketua Umum nonaktif MUI itu pun bicara bagaimana Jokowi telah menjalankan ekonomi ke arah yang baik. Angka kemiskinan dan pengangguran berhasil ditekan. Karena itu dia menyebut Jokowi pantas untuk dipilih kembali.
"Kalau saya sekarang datang sebagai cawapres, saya akan datang lagi sebagai wakil presiden RI," kata Ma'ruf Amin.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Perjuangkan Kenaikan Harga Sawit
Ma'ruf Amin mengatakan ekonomi di era petahana Jokowi makin baik karena berhasil menekan angka kemiskinan dan pengangguran. Hanya saja, dia mengakui saat ini ada masalah dengan harga sawit.
Mustasyar PBNU itu menyebut campur tangan Uni Eropa membuat harga sawit turun. Hal itu disampaikan dalam sambutannya di acara deklarasi dukungan di GOR Sempaja Samarinda, Kalimantan Timur.
"Harganya turun karena ada kerjaan orang-orang global. Ini ngerjain kita hingga nekan harga sawit," kata Ma'ruf.
Ma'ruf menunjukkan optimisme bahwa pemerintahan Jokowi bisa mengatasi masalah harga sawit. Bersama Jokowi, Ma'ruf akan memperjuangkan harga sawit supaya naik.
"Kita akan perjuangkan hingga harga sawit naik ke depannya," ucapnya.
Tidak cuma optimis soal harga, sang kiai itu meyakini sawit bakal bisa diolah di dalam negeri untuk dieskpor. Yaitu mengolah sawit sebagai bahan bakar. Saat ini baru bahan bakar B20, ke depannya Ma'ruf optimis bisa sampai B100 karena sudah berjalan.
"Berarti sawit kita tidak perlu jual ke luar negeri. Kita ubah menjadi bahan yaitu minyak bahan bakar, untuk mobil untuk pabrik dan jual ke luar negeri," kata Ketua Umum MUI itu.
Sebelumnya, Wapres Jusuf Kalla sampai Menko Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan bicara soal kampanye negatif Uni Eropa terhadap kelapa sawit Indonesia. Pemboikotan itu berdampak ke ekonomi Indonesia karena sawit komoditas andalan nasional. Imbasnya, JK dan Luhut sepakat untuk mewacanakan boikot produk Uni Eropa.
Advertisement