Liputan6.com, Garut - Ada pemandangan unik sekaligus menarik, usai kunjungan kerja Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, di Garut, Jawa Barat, Kamis (21/3/2019) petang kemarin.
Belasan santri Sirojul Huda, Sukawening Garut, yang sebelumnya menjadi peserta acara terpaksa salat ashar di bawah guyuran hujan deras, akibat tidak adanya tempat meneduh bagi mereka.
Hujan deras yang membasahi lokasi 'Apresiasi dan Sinkronisasi Program Kementerian Pertanian 2019' di SOR Ciateul Garut, tidak menyurutkan langkah mereka untuk melaksanakan salat.
Baca Juga
Advertisement
Dan santri yang tidak mendapatkan tempat untuk shalat ashar berjamaah,terpaksa menumpang shalat di halaman mushola Dinas Perhubungan Garut. "Nanggung bajunya basah," ujar Agung, (17), saat ditemui, Kamis petang kemarin.
Menurutnya, salat dalam keadaan basah kuyup tetap dianggap sah, selama pakaian, tempat yang digunakan, hingga baju yang digunakan tetap suci. "Asal tidak uzur atau batal, kan air hujan suci dan menyucikan," ujarnya yakin.
Kondisi itulah yang menyebabkan 11 santri di pesantren di Garut Utara tersebut, tetap melangsungkan salat, meski dalam keadaan basah kuyup.
"Selama airnya suci dan menyucikan, salat tetap sah," tegas dia.
Ajam, (17) santri lain yang ikut dalam acara Menteri Pertanian itu, mengaku terpaksa melaksanakan shalat ashar dengan basah kuyup, setelah kendaraan yang membawanya pulang meninggalkan mereka.
"Kebetulan juga kami hanya disediakan truk engkel bak terbuka," ujar dia.
Tak ayal kondisi itu membuatnya kehujanan di tengah jalan, namun bukannya mereda, hujan justru semakin menjadi. "Daripada tidak salat ya kami salat seadanya," kata dia.
Awalnya bebeapa pegawai Dinas Perhubungan Garut, sempat menawarkan beberapa sarung untuk salat para santri.
Namun bukannya menerima, mereka lebih memilih salat dalam keadaan basah kuyup di bawah hujan deras. "Lagian kalau pun pakai sarung, baju kami tetap basah," ujar dia sambil tersenyum.
Saksikan video pilihan berikut ini: