Liputan6.com, Jakarta Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI), Bambang Soesatyo, mendapatkan rekor dunia dari Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) atas rekor penyelenggaraan Turnamen Catur Terbuka Piala Ketua DPR RI dengan Peserta Master Terbanyak di Dunia. Selain mengasah kemampuan para peserta catur yang memperebutkan Piala Ketua DPR RI dengan total hadiah mencapai ratusan juta rupiah, turnamen ini sekaligus sebagai bukti nyata DPR RI dalam mendukung dan memfasilitasi lahirnya bibit-bibit unggul dalam olahraga catur.
"Rekor dunia yang diberikan MURI membuat DPR RI lebih semangat lagi menjadi Parlemen Modern dan Terbuka. Beberapa waktu lalu kita selenggarakan safety riding melibatkan komunitas motor, pameran seni dan budaya, dan kini tunamen catur. Kedepan akan ada pameran filateli serta lomba burung berkicau. Semua itu dilakukan agar DPR RI bisa merangkul berbagai elemen masyarakat yang beraneka ragam," ujar pria yang biasa dipanggil Bamsoet tersebut, saat membuka Turnamen Catur Terbuka Piala Ketua DPR RI, di Loby Gedung Nusantara III DPR RI, Jakarta, Minggu (23/3/19).
Advertisement
Turut hadir dalam acara tersebut antara lain Wakil Ketua DPR RI sekaligus Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Catur Seluruh Indonesia (PB Percasi) Grand Master Utut Adianto, Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon, Anggota DPR RI Taufiqulhadi, Ketua Komunitas Pecinta Catur Indonesia Hatta Taliwang, Ketua MURI Jaya Suprana, dan Tokoh Aktifis Senior Hariman Siregar.
Bambang menjelaskan, Turnamen Catur Terbuka Piala Ketua DPR RI awalnya dibuka untuk 1.000 peserta. Namun karena antusiasme yang luar biasa, ditambah menjadi 1.042 peserta. Jika tidak dibatasi karena mengingat kondisi ruangan dan hal teknis lainnya, pesertanya bisa lebih banyak lagi.
"1.042 peserta dari berbagai daerah dan kalangan yang ikut menyemarakan turnamen ini terbagi dalam beberapa kategori pertandingan. 138 peserta kategori Master, 54 peserta kategori Parlemen, 568 peserta kategori Non Master, 92 peserta kategori Junior Usia 12 tahun, 54 peserta kategori Junior Usia 16 tahun, 64 peserta kategori Wanita dan Wasit, serta 72 peserta kategori Veteran 55 tahun ke atas," ucapnya.
Bambang berharap, melalui Turnamen Catur Terbuka Piala Ketua DPR RI, para pecatur bisa mengasah kemampuan dan meningkatkan jam terbang mereka. Dengan begitu, kelak bisa lahir lebih banyak Grand Master yang membanggakan Indonesia.
"Grand Master Utut Adianto adalah salah satu contoh yang membanggakan. Selain sukses mengharumkan nama Indonesia sebagai pecatur, beliau juga sukses menjadi Wakil Ketua DPR RI. Ini membuktikan masa depan pecatur tidak suram. Karena ketenangan dan ketajaman pikiran yang dilatih dalam catur menjadi modal besar bagi pecatur dalam meneruskan profesinya di bidang apapun di masa depan. Bisa menjadi politisi, pengusaha, motivator, atau pembicara publik," kata Kepala Badan Bela Negara FKPPI tersebut.
Bambang juga memberikan apresiasi kepada pecatur Indonesia yang sudah menaikan peringkat Catur Indonesia di tingkat dunia. Usai mengikuti Olimpiada Catur Dunia ke-43 di Georgia pada 23 September - 6 Oktober 2018 lalu, peringkat Catur Putra Indonesia naik dari posisi 69 ke 57 dunia. Sementara itu, Catur Putri Indonesia naik dari posisi 47 ke 35 dunia.
"Pekerjaan rumah tentu masih banyak sekali. Saya yakin PB Percasi didukung oleh semua pihak, khususnya dari DPR RI, akan semakin bisa membawa Catur Indonesia naik lebih tinggi lagi. Untuk itu saya imbau berbagai kalangan, baik itu instansi pemerintah maupun dunia usaha, agar bisa memberikan perhatiannya kepada catur," ujar Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila tersebut.
Bambang menambahkan, bangsa Indonesia yang sedang disibukan dengan Pemilu 2019 bisa mengambil hikmah dari para pecatur. Walaupun pertandingan catur juga kental dengan persaingan, tetapi mereka tetap tenang, tidak grasak grusuk, dan selalu mengedepankan sportifitas dan fair play.
"Ditengah perbedaan pandangan dan kelompok politik, kita bisa tetap bersatu dalam menyelenggarakan turnamen catur yang dihadiri seribu lebih peserta. Ini membuktikan sesungguhnya tidak ada sekat diantara kita sebagai sesama anak bangsa. Turnemen ini membawa pesan penting, bahwa meskipun kita berbeda pandangan politik, tetapi kita tetap satu bangsa, Indonesia," pungkas Bamsoet.
(*)