Kementerian ESDM dan PLN Berjuang Realisasikan Pemerataan Listrik di NTT

Kementerian ESDM dan PLN akan mati-matian menyediakan listrik bagi masyarakat di NTT.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 23 Mar 2019, 17:37 WIB
Suasana ruang panel listrik di Rusun Benhil, Jakarta, Kamis (5/11/2015). Menteri ESDM Sudirman Said mengatakan, per 1 Januari 2016, harga tarif listrik pelanggan 450 VA akan tetap dan tidak berubah, yakni Rp415 per kWh. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Kupang - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (Kementerian ESDM) dan PT PLN (Persero) akan mati-matian menyediakan kelistrikan untuk masyarakat Nusa Tenggara Timur (NTT).

Hal ini untuk mengejar target pemerataan kelistrikan (rasio‎ elektrifikasi) di wilayah tersebut. Menteri ESDM, Ignasius Jonan mengatakan, NTT menjadi provinsi terendah rasio elektrifikasinya di Indonesia, padahal pada dua tahun lalu posisi tersebut ditempati oleh Papua dan Maluku. Hal ini menandakan penyediaan pasokan listrik di kedua wilayah‎ tersebut semakin merata.

"Provinsi NTT paling rendah sekitar 60 persen, waktu dua tahun lalu Maluku Papua paling rendah sekitar 60 persen," kata Jonan, saat melakukan peresmian infrastruktur Penerangan Jalan Umum Tenaga Surya, dan Lampu Tenaga Surya Hemat Energi (LTSHE), di Kupang, NTT, Sabtu (23/3/2019).

Jonan pun telah berkomunikasi dengan Direktur Bisnis Regional, Jawa Timur, Bali dan Nusa Tenggara Djoko Raharjo Abumanan, untuk mati-matian mengatasi ketertinggalan pemerataan ‎kelistrikan di NTT, sehingga bisa mencapai 99 persen pada tahun ini.

"‎Saya bicara dengan Pak Djoko, ini begini kalau Kita lihat jumlah penerangan dinikmati masyarakat. Kitab sudah sepakat PLN akan mati-matian memenuhi sampai 90 persen," tutur dia.

Jonan menuturkan, untuk mempercepat akses penerangan dari tenaga listrik, instansinya akan ‎membagikan Lampu Tenaga Surya Hemat Energi (LTSHE).

Lampu yang bersumber energi tenaga mata hari ini, merupakan upaya pemenuhan sementara sambil menunggu jaringan listrik yang dibangun PLN.

‎"LTSHE kita alokasikan enggak ada batasnya. Kita mati-matian kejar elektrifikasi 99 persen," kata dia.

 


PLN Gandeng Perusahaan Prancis Kembangkan Jaringan Listrik Pintar

Dalam Promo Gemerlap Lebaran 2017, PLN memberikan potongan biaya penyambungan tambah daya listrik.

Sebelumnya, PT PLN (Persero) menggandeng perusahaan Prancis, Think Smart Grid (TSG) France untuk mengembangkan jaringan listrik pintar (Smart Grid) di sistem Sulawesi dan Smart Micro Grid di Mandalika, Nusa Tenggara Barat (NTB). 

Direktur Perencanaan Korporat PLN, Syofvi Felienty mengatakan, PLN dan TGS France telah menandatangani nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) berjangka waktu dua tahun. Hal  ini menandai keseriusan PLN dalam meningkatkan pemanfaatan Energi Baru Terbarukan (EBT). 

"MoU ini salah satu langkah konkrit PLN dalam keberpihakan kepada EBT, " kata Syofvi, di Jakarta, Selasa 19 Maret 2019.

Syofvi menuturkan, studi ini akan didanai oleh pemerintah Prancis, dan untuk sistem Sulawesi akan dibahas secara detail jaringan listrik terintegrasi dengan  EBT (Renewable Energy Grid Integration).

"Pengembangan energi baru terbarukan terus kami lakukan guna memenuhi target 23 persen pada tahun 2025," tutur dia. 

Tugas PLN dalam MoU ini adalah menyediakan data, lokasi studi, Tim Pendampingan dan Capacity Building dengan mengirimkan engineer untuk studi smart grid di Prancis.

TSG adalah organisasi nonprofit yang concern dalam Pengembangan Smart Grid. Anggotanya adalah industri ketenagalistrikan, akademisi, pemerintah dan perusahaan listrik yang ada di Eropa.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya