Menristekdikti: 75 sampai 375 Juta Orang di Dunia Akan Beralih Profesi

Menristekdikti juga meminta para pimpinan perguruan tinggi untuk terus meningkatkan kualitas dosen saat memasuki era revolusi industri 4.0.

oleh Ratu Annisaa Suryasumirat diperbarui 23 Mar 2019, 20:09 WIB
Menristekdikti Mohamad Nasir (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Memasuki era revolusi industri 4.0, diperkirakan 75 sampai 375 juta orang di dunia akan beralih profesi.

Hal ini diungkap oleh Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir saat menghadiri peringatan Dies Natalis Universitas Pasundan (UNPAS) ke-59.  

Hal ini membuat perguruan tinggi dituntut untuk siap menghadapi perubahan teknologi. "Mau tidak mau, suka atau tidak suka, teknologi akan hadir dalam kehidupan kita”, ucap Nasir di di UNPAS, Gedung Auditorium Sabuga, Bandung, Sabtu (23/03/2019). 

Karenanya, dia meminta para pimpinan perguruan tinggi untuk terus meningkatkan kualitas dosen agar memiliki kompetensi inti yang akan dibutuhkan pada revolusi industri 4.0.

Sebab, lulusan perguruan tinggi sangat bergantung dengan kualitas sistem pembelajaran di kampus dan kualitas dosen yang mengampu mata kuliah.  

"Realitanya di perkembangan teknologi saat ini masih banyak lulusan yang tidak memiliki kompetensi sesuai dengan apa yang diambil dalam bidangnya,” tutur Mohamad Nasir

Perguruan tinggi juga akan semakin dituntut untuk mempersiapkan para mahasiswanya atas pekerjaan yang belum ada. Selain turut menciptakan iptek yang inovatif, adaptif, dan kompetitif sebagai konsep utama daya saing dan pembangunan bangsa. 

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Lakukan Reformasi

Menteri Riset Teknologi dan Perguruan Tinggi (Menristek Dikti) Mohamad Nasir saat melakukan kunjungan ke Liputan6.com, Jakarta, Kamis (21/7). (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Nasir menambahkan, menghadapi tantangan tersebut, Kemenristekdiki bersama perguruan tinggi harus mereformasi penyelenggaraan pendidikan tinggi.

Seperti dalam hal deregulasi, penyediaan pendidikan yang fleksibel dan berorientasi pada mahasiswa serta pangsa pasar, penajaman kurikulum, orientasi pada keterampilan yang teruji dan berdaya saing, pengembangan bidang ilmu strategis, dan revitalisasi kelembagaan. 

Kemampuan pendidikan tinggi untuk menghasilkan riset dan inovasi yang kompetitif, sampai pada peningkatan keskolaran, kreativitas, kegiatan entrepreneurial, serta lainnya juga menjadi suatu tuntutan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya