Barata Indonesia Ekspor Komponen Industri Semen ke Maroko

Barata Indonesia melakukan ekspor perdana komponen Industri Semen ke Maroko.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 24 Mar 2019, 15:01 WIB
Kapal mengangkut peti kemas dari JICT, Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (6/11). Berdasarkan data BPS, pertumbuhan ekspor kuartal III/2018 mencapai 7,7 persen, berbanding jauh dengan kuartal III/2017 sebesar 17,26 persen. (Merdeka.com/ Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Ekspor produk andalan kembali dilakukan oleh PT Barata Indonesia (Persero). Kali ini, Barata Indonesia melakukan ekspor perdana komponen Industri Semen ke Maroko pada Sabtu, 23 Maret 2019.

Direktur Utama PT Barata Indonesia (Persero) Oksarlidady Arifin mengatakan komponen Industri Semen yang diekspor oleh Barata Indonesia adalah, Kiln, bag filter dan beberapa kompone lainnya.

”Salah satu Target kami tahun ini memang akan meningkatkan nilai ekspor. Alhamdulilah, tahun ini bertambah satu produk sektor lagi. Tahun 2018 dan sebelum2nya ekspor didominasi produk perkeretaapian, bogie dan komponen pembangkit listrik," ungkap dia kepada wartawan, Minggu (24/3/2019).

Kiln merupakan komponen yang digunakan untuk proses pembakaran raw mill (bahan –bahan yang dibutuhkan untuk memproduksi semen) menjadi semen. Komponen tersebut merupakan pesanan Lafarge Holcim dari Maroko.

Ekspor perdana komponen industri semen yang dilakukan oleh perusahaan ini membuktikan bahwa, kualitas manufaktur Indonesia tidak kalah dengan yang lainya serta bisa menghasilkan produk – produk kompeten yang digunakan di industri di luar negeri.

"Beberapa waktu lalu kami juga melakukan ekspor komponen pembangkit listrik ke Kaohsiung, Taiwan serta Brasil,” tambah Oksarlidady Arifin.

“Kami berharap, ekspor komponen industri semen ini, tidak berhenti di sini saja. Melainkan bisa diekspor ke negara lainnya," pingkasnya.

Tahun lalu nilai ekspor Barata Indonesia mencapai Rp 270 miliar yang berasal dari produk komponen Kereta api dan komponen pembangkit listrik. Tahun ini, perusahaan menargetkan nilai ekspor perusahaan bisa mencapai Rp 600 milyar.

Nilai ekspor tersebut diharapkan tidak hanya dari komponen kereta api, namun juga dari komponen pembangkit listrik dan industri berat.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya