Virus FIFA dan Konflik Kepentingan

Jeda internasional kerap menjadi momok bagi sejumlah klub elite Eropa.

oleh Achmad Yani Yustiawan diperbarui 24 Mar 2019, 17:15 WIB
Striker Spanyol, Alvaro Morata, berusaha melewati striker Norwegia, Ola Kamara, pada laga Kualifikasi Piala Eropa 2020 di Stadion Mestalla, Valencia, Sabtu (23/3). Spanyol menang 2-1 atas Norwegia. (AFP/Jose Jordan)

Liputan6.com, Jakarta Akhir pekan ini kompetisi sepak bola di negara Eropa untuk sementara dihentikan. Pasalnya, sejumlah pemain tengah dipanggil masing-masing negaranya untuk membela tim nasionalnya.

Kali ini masa jeda internasional tersebut, dimanfaatkan untuk pertandingan kualifikasi Piala Eropa 2020.

Ada 55 tim yang ikut dalam kualifikasi dan dibagi menjadi 10 tim. Berdasarkan hasil undian yang digelar di Convention Centre Dublin, Republik Irlandia, ada lima grup berisi lima tim, sementara lima sisanya berisi enam tim.

Terlepas dari kiprah masing-masing negara, kompetisi ini justru menjadi masa yang "menakutkan" bagi klub yang memberikan waktu pada pemainnya untuk mudik.

Jeda internasional kerap menjadi momok bagi sejumlah klub elite Eropa. Sebab beberapa pemain mereka terkadang pulang dalam kondisi cedera.

Tidak heran jika jeda internasional yang menjadi hajatan Badan Sepakbola Dunia (FIFA) itu kerap dijuluki 'Virus FIFA' oleh sejumlah pihak.


Terus Berdoa

Pep Guardiola (kanan) memberikan selamat kepada Raheem Sterling usai laga melawan Huddersfield Town pada Piala FA putaran kelima di Stadion Etihad, Manchester, Rabu, (1/3/2017). Man.City menang 5-1. (AP/Dave Thompson).

Seperti yang dirasakan manajer Machester City, Pep Guardiola. Ia harus melepas 10 pemain tim utama ke tim nasional masing-masing, termasuk tiga pemain asal Brasil: Ederson, Gabriel Jesus dan Danilo, serta dua pemain Timnas Inggris; Kyle Walker dan Raheem Sterling.

Sedangkan Ilkay Gundogan dan Sadio Mane dipanggil kembali ke skuad Timnas Jerman.

Karena itu Guardiola terus berdoa agar para pemainnya pulang dalam kondisi fit.

"Mereka harus membela timnas, bermain untuk negara mereka. Tapi saya harap mereka kembali dengan fit seperti saat ini," lanjutnya.

Mantan pelatih Barcelona ini, sangat wajar terus berdoa. Pasalnya,City musim ini, berambisi mengamankan empat trofi.

“Mereka semua akan segera kembali ke skuad kami, kami butuh mereka. Bahkan jika beberapa pemain hanya turun 10 atau 15 menit di sana-sini,” tambahnya.


Jadwal Padat Menanti

Virgil van Dijk dan Memphis Depay menyumbang gol untuk Belanda di kualifikasi Piala Eropa 2020 (Koen van Weel / ANP / AFP)

Selain kondisi pemain, jeda internasional juga membuat kegiatan kompetisi liga terhenti. Akibatnya,liga harus mengganti hari untuk menggelar pertandingan.

Dengan begitu jadwal menjadi padat atau menggunakan hari yang seharusnya masuk dalam hari libur.


Konflik

Selain cedera, persoalan lainnya adalah masalah kebugaran pemain. Saat balik ke klub, pemain kadang menjadi tidak fit lantaran kelelahan.

Karena itu, soal kondisi pemain ini selalu jadi konflik antara klub dan tim negaranya. Banyak klub yang tak mengizinkan pemainnya membela negaranya atau bahkan menyarankan untuk pensiun dini dari tim nasional dan fokus main di klub


Perlindungan

Untuk mengantisipasi masalah ini, FIFA membuat aturan perlindungan. Badan tertinggi sepak bola dunia itu akan membayar gaji setiap pemain yang mengalami cedera akibat tugas bersama negaranya.

Dengan catatan, cedera tersebut membuat pemain tak bisa tampil untuk klub setidaknya 28 hari beruntun.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya