Liputan6.com, Wellington - Pemerintah Selandia Baru mengumumkan akan menggelar peringatan nasional pada Jumat 29 Maret mendatang, berupa zikir bersama untuk mengenang para korban penembakan dua masjid di Christchurch.
Pengumuman yang disampaikan pada hari Minggu itu juga menyebut tentang akan tetap berlangsungnya layanan simpati antar agama selama dua pekan ini, menyusul teror penembakan oleh penganut supremasi kulit putih yang menewaskan 50 orang pada 15 Maret.
Baca Juga
Advertisement
"Zikir nasional memberikan kesempatan bagi warga Cantabria (sebutan bagi penduduk Christchurch), warga Selandia Baru, dan orang-orang di seluruh dunia untuk berkumpul bersama sebagai penghormatan bagi para korban serangan teroris," kata Perdana Menteri Jacinda Ardern dalam sebuah pernyataan, dikutip dari The Straits Times pada Minggu (24/3/2019).
"Dalam sepekan sejak serangan teror yang belum pernah terjadi sebelumnya, curahan kesedihan dan empati meluas di negara kami," lanjutnya.
"Agenda zikir ini akan menjadi kesempatan sekali lagi untuk menunjukkan bahwa Selandia Baru penuh kasih, inklusif dan beragam, dan bahwa kami akan melindungi nilai-nilai itu," tegas Ardern.
Sementara itu, hingga hari Minggu, total sumbangan publik berhasil mengumpulkan dana senilai lebih dari 10,8 juta dolar Selandia Baru (sekitar Rp 106 miliar), untuk membantu keluarga dari 50 orang yang tewas dalam tragedi penembakan di Christchurch.
Dana tersebut terkumpul melalui penggalangan gabungan di situs GiveaLittle.co.nz senilai NZ$ 8.271.847 (sekitar Rp 81,3 miliar), dan LaunchGood.com --platform crowdfunding global yang berfokus pada muslim-- sebesar NZ$ 2.546.126, atau setara Rp 25,1 miliar.
Di lain pihak, PM Ardern mengatakan pada pekan lalu, bahwa pemerintah akan menanggung biaya penguburan 50 korban, serta "biaya pemulangan untuk anggota keluarga yang ingin memindahkan orang yang mereka cintai dari Selandia Baru".
Serangan penembakan itu juga menyebabkan puluhan orang terluka, termasuk beberapa yang kritis.
Simak video pilihan berikut:
Mengguncang Selandia Baru
Tragedi penembakan dua masjid di Christchurch telah mengguncang Selandia Baru, yang sebelumnya terkenal sebagai salah satu negara paling damai di dunia.
Penembakan itu juga memicu kengerian dan kekhawatiran luas bagi banyak orang di seantero jagat, terutama terkait penyalahgunaan senjata api.
Sejak itu, warga Selandia Baru merespons dengan dukungan moril bagi komunitas muslim yang menjadi minoritas di negara itu.
Brenton Tarrant, seorang pria warga negara Australia berusia 28 tahun, ditangkap dalam beberapa menit setelah serangan penembakan, dan sejauh ini baru dijatuhi dakwaan pembunuhan dengan ancaman penjara seumur hidup.
Advertisement