Yang Tersisa dari Amukan Robong Holo

Robong Holo merupakan nama lain dari Pegunungan Cycloop. Dari situ PDAM Jayapura berniat membangun bisnis air mineral.

oleh Katharina Janur diperbarui 25 Mar 2019, 12:00 WIB
Bekas longsoran di Pegunungan Cycloop atau biasa dikenal dengan Robong Holo oleh masyarakat setempat yang menyebabkan banjir bandang Sentani pada Sabtu pekan lalu. (Liputan6.com/Katharina Janur)

Liputan6.com, Jayapura - Robong Holo menjadi merek dagang kebanggaan bagi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Jayapura. Nama Robong Holo diambil dari nama lain Pegunungan Cycloop, yang biasa disebut oleh masyarakat setempat. Robong Holo dari PDAM adalah air kemasan dari sumber mata air Pegunungan Cycloop.

Sesuai rencana, Robong Holo akan diluncurkan pada Juni 2019 mendatang. Namun, rencana itu harus ditunda sementara waktu, setelah banjir bandang yang menerjang Sentani pada Sabtu (16/3/2019).

Direktur Utama PDAM Jayapura, Entis Sutisna, menyebut pipa sumber air dari Pegunungan Cycloop untuk air kemasan Robong Holo hancur diterjang banjir bandang.

"Entah kapan lagi kami akan meluncurkan produk air kemasan ini," kata Entis kepada Liputan6.com.

Walau pabrik air kemasan tak rusak akibat air bah itu, justru pipa sebagai sumber air untuk air kemasan hancur. "Material banjir saja yang masuk ke dalam pabrik. Kami mesti bekerja kembali memperbaiki ini semua," kata Entis.

Tak hanya itu saja, banjir bandang juga merusak intek air di Pos 7. Padahal, sumber air di Pos 7 disalurkan kepada masyarakat di Sentani. Otomatis, warga di Sentani tak mendapatkan distribusi air PDAM.

Saat ini, distribusi air PDAM bagi warga di Sentani masih diambil dari Kota Jayapura. Jarak tempuh untuk mengambil air dari Sentani-Waena, mencapai 25-30 kilometer perjalanan darat.

"Kami menyediakan air gratis, khusus warga di Sentani dan masyarakat yang masih berada di pengungsian. Ada dua petugas kami di penampungan air di Waena. Selama air itu tak dikomersialkan, silakan ambil di bak penampungan Waena," jelas Entis.

Akibat terputusnya intek di Pos 7, terdapat 3.723 pelanggan rumah tangga yang terdampak. Pipanisasi PDAM tak berfungsi dan PDAM mengoptimalkan tiga mobil tangki dan mendapatkan bantuan 8 bak penampungan berkapasitas 2.000 liter.

"Kami juga menempatkan 50 tandon air berkapasitas 1.100 liter yang ditempatkan pada pengungsian warga korban banjir bandang Sentani," kata Entis.

  

 


Bertahan

Pengungsi di pelataran halaman belakang Kantor DPRD Kabupaten Jayapura yang masih bertahan. (Liputan6.com/Katharina Janur)

Sebanyak 11.725 kepala keluarga terdata sebagai pengungsi pada tersebar pada 29 posko pengungsian. Posko terbanyak terdapat di posko induk yang dipusatkan di Kantor Bupati Jayapura. Pengungsi di lokasi ini, menempati sejumlah ruangan kerja satuan kerja perangkat daerah (SKPD) dan Kantor DPRD setempat.

Rencananya, pemda setempat akan memindahkan secara bertahap pengungsi di kantor pemerintahan, agar Senin (25/3/2019) aktivitas pemerintahan dapat berjalan normal seperti sedia kala.

Bupati Kabupaten Jayapura, Mathius Awoitauw menyebutkan pengungsi akan digeser ke GOR Toware dan Stadion Barbanas Youwe.

Tak hanya itu saja, Mathius juga meminta aktivitas sekolah kembali beroperasi pada hari ini, Senin (25/3/2019). "Jika memang harus ada sekolah darurat di permukiman padat penduduk, bisa saja didirikan," ucapnya.

Kata Mathius, data yang dimilikinya, ada lebih dari 20-an sekolah rusak akibat terjangan banjir bandang. Lalu, tujuh sekolah juga berdampak yang terdapat di sekitar perumahan warga.

"Gedung sekolah dan rumah ibadah yang tak terkena kerusakan, masih digunakan untuk tempat pengungsian. Tetapi, secara bertahap, pengungsi akan tetap kami pindahkan," jelas Mathius.

Terlihat pada Minggu (24/3/2019), sekitar pukul 15.45 WIT, telah dilakukan pergeseran pengungsi dari posko induk Gunung Merah ke posko Toware dan posko Stadion Barnabas Youwe.

Pengungsi yang dipindahkan ke Toware dan Stadion Barnabas Youwe adalah pengungsi dari berada di sejumlah ruangan di Kantor Bupati Jayapura dan DPRD Jayapura.


Bantuan

Tumpukan bantuan berupa bahan makanan dari berbagai pihak yang terdapat di Posko induk Kantor Bupati Jayapura. (Liputan6.com/Katharina Janur)

Pascabanjir bandang menerjang Sentani pekan lalu, bencana dan donasi terus berdatangan ke posko induk pengungsian dan rekening resmi untuk menyalurkan donasi yang dibuka oleh pemerintah setempat.

Hingga hari ini, rekening donasi mencapai Rp 6 miliar lebih. Kebanyakan donasi yang masuk dari sumbangan dari masyarakat yang dikirim langsung lewat donasi yang dibuka melalui rekening Bank Rakyat Indonesia.

"Kami menggandeng BPKP dalam pengolahan dana bantuan banjir bandang. Pendampingan BPKP dilakukan agar dana bantuan dapat digunakan dengan pertanggungjawaban yang jelas dan tak menyalahi aturan.  Banyak bantuan uang yang diberikan dengan sukacita bagi korban," kata Mathius.

Sebelumnya di hari pertama banjir bandang melanda Sentani, Mathius mengklaim telah menggelontorkan dana tanggap darurat Rp6 miliar lebih. "Mungkin saat ini jumlahnya tinggal sedikit. Saya ingin dana banjir ini dikelola transparan dan diketahui publik, supaya tak ada kecurigaan," ucapnya.

Ketua Tim Bidang Humas Posko Terpadu Bencana Kabupaten Jayapura, Sambodo Samiyana menyebutkan dana akan terus bertambah, karena ada beberapa kepala daerah di Papua yang berjanji akan menyalurkan dana itu melalui rekening donasi.

"Dengan artian dana yang dijanjikan para kepala daerah itu, sampai saat ini belum masuk di rekening. Kami tak mengetahui apa kendalanya," kata Sambodo.

 

Simak juga video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya