Liputan6.com, Kediri - Soto Mbah Jani merupakan soto khas Kediri yang paling legendaris. Sudah ada sejak republik ini belum berdiri, Soto Mbah Jani kini sudah dikelola generasi ketiga. Hadir pada 1940, Soto Mbah Jani kini diteruskan cucunya yang bernama Basuki.
Linda, istri pemillik Soto Mbah Jani generasi ketiga kepada Liputan6.com mengatakan, selain penyajian dan citarasanya yang khas, pembeda soto ini dengan sajian serupa kebanyakan adalah penggunaan daging kambing.
Advertisement
"Kebanyakan soto di Kediri kan penyajianya lauknya menggunakan daging sapi, kalau disini justru kita pilih daging kambing mas," kata Linda.
Tak hanya itu, sisi unik Soto Mbah Jani juga ada pada cara pengolahannya, yaitu dimasak di atas tungku api menggunakan kayu arang. Pemilik warung soto masih memakai rombong pikul peninggalan warisan orangtuanya, sehingga nuansa yang ada di dalam terkesan lawas.
"Kalau masak menggunakan kayu arang kan, rasanya lain lebih enak," kata ibu dua anak ini.
Bumbu yang digunakan untuk membuat soto tersebut menggunakan resep olahan bumbu dapur keluarga yang sudah ada sejak turun-temurun, di antaranya jahe dan kencur. Bumbu bersama daging kambing kemudian dimasak selama kurang lebih tiga jam lamanya.
Selain resep bumbu masakan yang sudah lama, Soto Mbah Jani masih setia mempertahankan produk kecap manis asal Tulunganggung Jawa Timur sebagai pendamping pelengkap rasa.
"Meski sekarang ini lebih banyak produk kecap dipasaran, kita masih tetap pergunakan kecap lama buatan Tulunganggung yang rasanya lebih pas menyatu dengan kuah soto. Kita kalau beli langsung satu kotak," ucapnya.
Yang cukup unik dan jarang dijumpai pada warung makan lainya, ketika kuah soto selesai diberi kecap, penjual selalu membenturkan botol kecap ke bawah sehingga mengakibatkan bunyi suara jedok.
Hanya Rp 6 Ribu
Harga satu porsi soto daging kambing Mbah Jani, dijual seharga Rp 6 ribu. Masakan soto tersebut disajikan menggunakan mangkuk berukuran kecil. Sebagai pelengkap, sayuran kecambah dan daun seledri disajikan ditaruh diatas mangkok.
Karena rasanya yang enak dan porsinya tidak terlalu banyak lantaran menggunakan mangkok berukuran mini, pada umumnya pelanggan yang datang ke sini selalu minta tambah makan lebih dari satu porsi mangkok.
Linda mengaku, pembeli yang datang tidak hanya berasal dari Kediri saja melainkan juga luar daerah seperti Blitar, Tulunganggung, Trenggalek bahkan Surabaya. Jatah satu ekor kambing biasanya sudah habis dalam jangka waktu empat hari.
"Kambing satu ekor kita sembelih sendiri, jadi nggak perlu repot repot beli daging dipasar. Biasanya satu ekor kambing, untuk jatah empat hari. Tetapi kalau sudah masuk momen lebaran gak sampai empat hari, dua hari sudah habis. Nasinya bisa habis 10 kilo," ujarnya.
Yanuar Dedy, pencinta kuliner asal Kecamatan Pare Kabupaten Kediri mengaku baru pertama kali ini dia datang ke soto daging kambing Mbah Jani karena diajak temanya asal Kecamatan Mojo. Ia baru tahu, jika masakan soto daging kambing Mbah Jani sudah ada sejak 1940.
"Ini tadi saya habis tiga mangkok," katanya.
Simak juga video pilihan berikut ini:
Advertisement