RUPSLB Wijaya Karya Setujui Perubahan Direksi dan Komisaris

Para pemegang saham PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) menyetujui perubahan susunan direksi dan komisaris perseroan.

oleh Bawono Yadika diperbarui 25 Mar 2019, 15:29 WIB
Konferensi pers RUPSLB PT Wijaya Karya Tbk pada Senin (25/3/2019) (Foto: Liputan6.com/Bawono Y)

Liputan6.com, Jakarta - Para pemegang saham PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) menyetujui perubahan susunan direksi dan komisaris perseroan. 

Keputusan itu diambil dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) WIKA yang diselenggarakan pada Senin (25/3/2019).  Adapun susunan direksi dan dewan komisaris perseroan pasca RUPSLB adalah:

Komisaris Utama Imam Santoso

Komisaris Independen Achmad Hidayat

Komisaris Independen Suryo Hapsoro 

Komisaris Liliek Mayasari 

Komisaris Freddy Saragih

Komisaris Edy Sudarmanto

Sedangkan jajaran Dewan Direksi adalah sebagai berikut: 

Direktur Utama Tumiyana  

Direktur Operasi I Agung Budi Waskito  

Direktur Operasi II Bambang Pramujo   

Direktur Operasi III Destiawan Soewardjono 

Direktur Human Capital  

dan Pengembangan Novel Arsyad

Direktur Keuangan Ade Wahyu

Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama Wijaya Karya Tumiyana menjelaskan, berdasarkan laporan keuangan per tahun 2018 yang belum diaudit, WIKA membukukan laba bersih sebesar Rp 52,89 persen menjadi Rp 2,07 triliun dibandingkan realisasi pada 2017 sebesar Rp 1,36 triliun.

Sementara itu, penjualan Wijaya Karya (belum termasuk proyek-proyek kerja sama operasi/KSO) sepanjang tahun lalu mencapai Rp 31,16 triliun, tumbuh sekitar 19,03 persen dari Rp 26,18 triliun di periode yang sama tahun 2017.

"Kontribusi penjualan terbesar datang dari sektor infrastruktur dan gedung. Kemudian diikuti sektor berikutnya yaitu energi dan industrial plant, industri dan properti," ujar dia.

 


WIKA Anggarkan Belanja Modal Rp 22 Triliun pada 2019

Petugas menata tumpukan uang kertas di ruang penyimpanan uang "cash center" BNI, Jakarta, Kamis (6/7). Tren negatif mata uang Garuda berbanding terbalik dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang mulai bangkit ke zona hijau (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Direktur Utama PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) Tumiyana menyatakan bahwa perseroan mengalokasikan dana belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp 22 triliun pada 2019. Hal tersebut disampaikan pada acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB).

"Total capex Rp 22 triliun," ujarnya di Gedung Wika, Jakarta Timur, Senin 28 Januari 2019.

Untuk sumber pendanaan capex ini berasal dari kas internal dan eksternal. Dari sisi eksternal, perusahaan berencana menerbitkan perpetual bond senilai Rp 1,4 triliun dari total perpetual bond sebesar Rp 2 triliun.

Dana capex ini antara lain akan digunakan untuk mendukung rencana bisnis perusahaan di tahun 2019 dimana WIKA akan berinvestasi lebih agresif pada lini bisnis energi, properti, dan infrastruktur.

"Akumulasi order book jadi Rp 145 triliun, itu terbesar di industri. Sedangkan revenue tahun ini diproyeksikan sebesar Rp 42,13 triliun, tumbuh 25 persen," ujarnya.

Adapun dia menjelaskan, kontrak baru diharapkan dapat tumbuh 32 persen menjadi Rp 66,74 triliun tahun ini, dibandingkan sebesar Rp 50,65 triliun per Desember 2019.

“Guna mencapai target tersebut, Perseroan telah menyiapkan strategi yang terintegrasi. Bisnis WIKA pada sektor infrastruktur dan bangunan yang telah sustain, akan mendukung pertumbuhan pada sektor energi & industrial plant, industri serta properti di tahun 2019,” tandasnya.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya