Liputan6.com, Noumea - Pesawat jet United Airlines Boeing 787-900 melakukan pengalihan pendaratan (diverted) ke teritori Prancis di Kaledonia Baru, Senin 25 Maret 2019. Langkah tak terjadwal itu dilakukan setelah ada laporan asap dari kokpit, kata seorang pejabat setempat kepada AFP.
Pesawat Boeing yang digunakan maskapai Amerika Serikat yang menerbangkan 256 penumpang dari Melbourne, Australia, ke Los Angeles, akhirnya mendarat dengan selamat di Bandara La Tontouta di Noumea, Kaledonia Baru.
Advertisement
"Para penumpang turun dengan tenang. Sepertinya ada asap keluar dari kokpit," kata pejabat dari Kamar Dagang setempat, yang mengelola bandara seperti dikutip dari The Straits Times, Senin (25/3/2018)
Situs web Nouvelles-Caledoniennes (Caledonian News) melaporkan bahwa masker oksigen sempat secara otomatis jatuh di kabin pesawat United Airlines yang menggunakan Boeing 787-900 ketika burung besi itu hendak melakukan pengalihan pendaratan.
Stasiun radio RRB mengatakan tidak ada yang terluka dan semua penumpang akan bermalam di Noumea, 2.700 km timur laut Melbourne.
Insiden ini terjadi saat Boeing tengah jadi sorotan akibat kecelakaan Ethiopian Airlines yang menewaskan 157 orang pada 10 Maret lalu, di mana menyebabkan proses grounded global pesawat Boeing 737 MAX 8.
Tragedi itu terjadi setelah kecelakaan Lion Air di Indonesia Oktober 2018 lalu yang menewaskan 189 orang.
Kedua kecelakaan pesawat tersebut akhirnya menimbulkan kekhawatiran besar tentang sertifikasi keselamatan model 737 MAX 8.
Saksikan juga video berikut ini:
Tak Ada Air untuk Menyeduh Teh
Prosedur pengalihan pendaratan juga pernah dialami pesawat rute penerbangan Glasgow, Skotlandia menuju Tenerife, Spanyol.
Bukan karena cuaca ekstrem atau masalah teknis pada mesin. Namun, itu semua terjadi lantaran tidak ada air untuk menyeduh teh dan kopi untuk para penumpang.
Dikutip dari laman BBC, Selasa 12 Februari 2019, terpaksa pesawat itu melakukan pendaratan di Manchester, Inggris.
Padahal, pesawat itu belum satu jam lepas landas. Insiden unik ini terjadi pada Minggu 10 Februari. Mayoritas penumpang yang kala itu ingin berlibur akhirnya mengalami penundaan.
Sang juru bicara kemudian memastikan, pengalihan pendaratan itu disebabkan adanya masalah air untuk menyajikan teh dan kopi.
"Ada masalah teknis dengan air di dalam kabin. Tak ada air untuk membuat teh dan kopi," ujar juru bicara itu.
Dia menambahkan, para penumpang sudah dialihkan ke penerbangan lain ke Tenerife dan mendapatkan pelayanan sebagaimana mestinya.
Meski demikian para penumpang pesawat nampaknya kesal dengan kondisi ini. Dan mereka pun menumpahkan kekesalannya lewat media sosial.
Banyak dari mereka menyesali jika alasan pengalihan pendaratan hanya disebabkan oleh kekurangan air.
Advertisement