Liputan6.com, Jakarta - Indosat Ooredoo baru saja mengungkap jaringan 4G Plus miliknya sudah mencakup 422 kota/kabupaten dan 80 persen populasi masyarakat Indonesia.
Bahkan, operator yang identik dengan warna merah dan kuning ini optimistis jika 4G Plus bisa mencakup 87 persen populasi di Indonesia hingga akhir tahun ini.
Dengan semakin meluasnya penetrasi 4G yang terakselerasi di seluruh penjuru Indonesia, Indosat Ooredoo pun percaya diri kalau mereka bersiap untuk teknologi 5G.
Baca Juga
Advertisement
Namun demikian, menurut Group Head Network Strategic Solution Indosat Ooredoo Kusmanto, pengembangan infrastruktur 5G di Indonesia dirasa masih menjadi tantangan.
Karenanya fokus perusahaan untuk tahun ini hingga 2021 adalah tetap pada 4G Plus agar coverage populasinya mencapai 90 persen, serta mengembangkan teknologi video grade network yang diklaim 5G Ready.
“5G itu kan kecepatannya tinggi. Kalau bahas kecepatan tinggi, kita sekarang menyiapkan teknologi dengan kecepatan tinggi seperti perangkat digital terbaru. Jadi, pada saat 5G udah masuk ke pasar indonesia, (perangkat) itu akan gampang diaktifkan,” kata Kusmanto kepada Tekno Liputan6.com di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta, Senin (25/3/2019).
Kusmanto juga menjelaskan kalau kecepatan 5G yang tinggi membutuhkan teknologi back hole.
“Ibaratnya begini, kalau ada orang masuk jalan tol kan mereka harus masuk gerbang, sehabis masuk ada jalan tolnya, nah jalan tolnya itu back hole. Jadi biar enggak macet ada fiberisasi dari pintu tol (BTS) yang dipakai untuk microwave sehingga bisa memancarkan mentransmisikan sinyal. Ini pakai fiber optic kabel berkecepatan cahaya dengan kapasitas unlimited," terangnya menambahkan.
Seperti diketahui, sebelumnya Indosat Ooredoo tengah melakukan persiapan dengan menggelar uji coba 5G melalui pengalaman 3D Augmented Reality (AR).
Rencana Group Ooredoo dalam mengimplementasikan teknologi 5G pertama secara komersial di dunia, disebut juga menjadi arah dari strategi Indosat Ooredoo dalam mengembangan jaringannya ke depan.
Uji Coba Pertama dengan AR
Mengenai uji coba 5G ini, Indosat Ooredoo merupakan yang pertama di Indonesia melakukan demo 3D AR Collaboration yang diklaim bisa memberikan interaktif dan kolaboratif dalam berkomunikasi ke level yang lebih tinggi.
Secara umum, aplikasi kolaborasi 3D AR ini antara lain bisa digunakan di bidang edukasi dan customer service, untuk menghasilkan komunikasi visual yang lebih berkualitas dan efisien.
Pengalaman AR diklaim akan lebih baik dilakukan dengan jaringan 5G, karena dari lebih cepat dan memiliki delay yang rendah (low latency).
Selain itu, resolusi layar untuk konten AR biasanya di atas 4K, sehingga jauh lebih baik menggunakan 5G. Latency 5G mencapai 1 millisecond.
Rangkaian uji coba dan pameran teknologi 5G ini berlangsung pada 22-23 November 2018 di kantor pusat Indosat Ooredoo. Indosat Ooredoo menggandeng telekomunikasi dan jaringan Ericsson untuk menggelar uji coba ini.
Advertisement
Frekuensi 28GHz
Sama seperti Telkomsel dan XL Axiata yang telah lebih dahulu menggelar demonstrasi 5G, Indosat Ooredoo menggunakan pita frekuensi 28GHz. Kecepatan jaringan 5G dalam uji coba ini minimal 20Gbps, bahkan bisa mencapai 23Gbps.
Seperti diketahui, operator seluler pada tahun ini baru bisa menguji coba jaringan 5G di pita frekuensi 28GHz. Uji coba di pita frekuensi lain, yakni 26 dan 3,5GHz rencananya baru akan digelar pada tahun depan.
Lebih lanjut, Arief menjelaskan kehadiran 5G nantinya akan jauh lebih bermanfaat untuk konsumen dari kalangan enterprise. Hal ini mengingat kapasitas 5G yang begitu besar, termasuk dari sisi kecepatan dan delay yang rendah (low latency).
"5G ini nantinya akan lebih banyak dipakai pelanggan B2B, jadi bukan hanya konsumen ritel. Kebanyakan akan diminati oleh enterprise dan multinational company," tuturnya.
(Jek/Ysl)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: