Liputan6.com, Jakarta PT Pegadaian mencatat investasi masyarakat dalam bentuk emas mencapai 2,1 ton pada tahun lalu. Hingga kini, investasi tabungan emas sudah dimiliki 1,4 juta penabung.
"Tahun lalu, investasi emas sebanyak 2,1 ton. Hari ini kita sudah memiliki 1,4 juta penabung emas dari 1,7 juta rekening penabung emas," ujar Direktur Utama PT Pegadaian (Persero) Kuswiyoto di Hotel Pullman, Jakarta, Senin (25/3/2019).
Baca Juga
Advertisement
Dia mengatakan, investasi dalam bentuk emas sangat diminati masyarakat. Sebab dengan modal minim, masyarakat sudah dapat melakukan transaksi investasi.
"Intinya tabungan emas cukup menarik karena dengan Rp 6.000 sudah bisa membuka tabungan emas," jelas dia.
Dia juga mengajak masyarakat melakukan tabungan emas melalui program peduli lingkungan dengan menukar sampah plastik yang dikonversi menjadi tabungan emas. Hal ini sejalan dengan fokus pemerintah untuk mengurangi kerusakan lingkungan.
"Program Pegadaian siapa yang menyetor sampah yang bekerja sama dengan pegadaian bisa mendapatkan tabungan emas untuk mendukung Indonesia bersih. Sekarang ada sekitar 65 juta ton sampah Indonesia. 70-80 persen itu organik, sisanya anorganik," jelasnya.
Sementara itu, Direktur Pemasaran dan Pengembangan Produk Pegadaian, Harianto Widodo mengatakan minat masyarakat terhadap investasi emas memang terus meningkat.
"Tren bisnis perdagangan emas naik, itu tabungan emas. Kalau titip emasnya ada di induk. Tapi menimbulkan, gadai tabungan emas. Karena ratenya lebih kompetitif, lebih banyak diiganti jadi lebih efisien," jelasnya.
Reporter: Anggun P. Situmorang
Sumber: Merdeka.com
Pegadaian Bakal IPO Tahun Depan
PT Direktur Utama PT Pegadaian (Persero) Kuswiyoto mengatakan perusahaan berencana melepas saham perdana atau Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun depan. Rencana ini akan dilakukan dengan mempertimbangkan kondisi ekonomi makro.
"IPO rencana kami ada, tapi bukan tahun ini. Kami mau matangkan dulu, serta melihat kondisi keuangan makro dan global seperti apa, menunggu momen yang pas. Mungkin tahun depan kalau makro global oke," ujarnya di Hotel Pullman, Jakarta, Senin (25/3/2019).
Untuk meningkatkan pendanaan, Pegadaian saat ini lebih tertarik meminjam dari bank dibandingkan dengan melakukan aksi korporasi di BEI. "Pinjaman bank lebih menarik, prioritas kami masih dari pendanaan bank dulu. Kami punya opsi ke sana," jelasnya.
Baca Juga
Sementara itu, Direktur Teknologi Informasi Digital Pegadaian Teguh Wahyono mengatakan, perseroan tahun ini membutuhkan pendanaan sekitar Rp 5 hingga Rp 6 triliun untuk melakukan aksi-aksi korporasi.
"Kami masih punya plafon bank, itu besar banget di atas Rp 10 triliun dan kami dengan melihat bunga Bank Indonesia yang sekarang 6 persen itu maka kalau kita keluarin obligasi kayaknya lagi mahal gitu," katanya.
Untuk porsi pendanaan tahun ini sekitar 80 persen masih dari bank Himbara (Himpunan Bank Negara). "Kami sudah komit dengan bank Himbara sehingga setiap saat kami perlu mereka akan segera top up otomatis. Jadi kami masih berpikir paling optimal gunakan dana bank dulu sambil tunggu lead ke depan akan seperti apa," tandasnya.
Reporter: Anggun P. Situmorang
Sumber: Merdeka.com
Advertisement