Merasa Disanjung Berlebihan, Ma'ruf Amin: Jokowi yang Harusnya Dipuji

Bagi Ma'ruf, Jokowi pantas untuk dipuji karena terbukti selama ini menjadi pemimpin bangsa yang telah berbuat banyak.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 25 Mar 2019, 20:58 WIB
Capres dan Cawapres nomor urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin saat Debat Capres Pilpres 2019 pertama di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis (17/1). Debat perdana ini mengangkat tema hukum, hak asasi manusia, terorisme, dan korupsi. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Capres nomor urut 01 Joko Widodo atau Jokowi dalam kampanye terbuka perdana, Minggu 24 Maret kemarin, memuji sosok Ma'ruf Amin yang dipilihnya menjadi cawapres, sebagai sosok yang intelektual, cerdas, dan pintar.

Terkait hal ini, Ma'ruf mengaku dirinya merasa tersanjung. Bahkan, baginya Jokowi menyanjungnya terlalu tinggi.

"Waduh, Pak Jokowi terlalu tinggi menyanjung saya. Mungkin karena merasa partner, ya cawapresnya, jadi Pak Jokowi ingin memuji saya. Tetapi saya tentu merasa terlalu tinggi pujiannya Pak Jokowi," kata Ma'ruf sambil tersenyum di kediamannya, Jakarta, Senin (25/3/2019).

Dia pun menyanjung balik Jokowi. Baginya, Jokowi yang pantas untuk dipuji karena terbukti selama ini menjadi pemimpin bangsa yang telah berbuat banyak.

"Pak Jokowi yang sebenarnya harus saya puji karena sudah membuktikan kiprahnya sebagai pemimpin bangsa yang telah berbuat banyak untuk bangsa ini. Dan memang harus melanjutkan kepemimpinannya," ungkap Ma'ruf Amin.

Sebelumnya, Jokowi memuji Ma'ruf dalam kampanye terbuka perdananya di Kota Serang, Banten. Banyak alasan yang disampaikan Jokowi kenapa dia memilih Ma'ruf.

"Pak Kiai Haji Ma'ruf Amin ini ulama besar dan intelektual. Tahu berbicara mengenai ekonomi syariah, start up, unicorn, decacorn, pintar, cerdas Bapak KH Ma'ruf Amin yang berasal dari Banten ini. Itulah kenapa saya memilih KH Ma'ruf Amin sebagai calon wakil presiden mendampingi saya," jelas Jokowi.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Satukan Ulama dan Umara

Pasangan Jokowi-Ma'ruf, lanjutnya, akan mempersatukan para ulama dan umara (pemimpin). Dalam kesempatan itu, Jokowi juga menyampaikan Indonesia adalah negara besar yang memiliki beragam suku, agama, adat, tradisi, bahasa dan budaya. Karena itulah keragaman ini harus dijaga bersama-sama.

"Apa yang ingin saya sampaikan, bahwa perbedaan yang ada marilah kita bersama-sama menjaga, merawat persatuan, kerukunan, persaudaraan, karena kita adalah saudara sebangsa dan setanah air," jelasnya.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya