Liputan6.com, Jakarta - Chief Operating Officer gerai Kopi Kenangan, James Prananto, menargetkan transaksi nontunai untuk pembayaran melalui layanan financial technology (fintech) atau dompet digital pada tahun ini akan mencapai 50 persen.
Menurutnya, transaksi nontunai terus mengalami peningkatan sejak kuartal IV (Q4) 2018.
Baca Juga
Advertisement
Transaksi nontunai pada Q4 2018 menyumbang 17-18 persen untuk total transaksi pembayaran. Kemudian pada Q1 2019 naik menjadi 30 persen.
“Kami memperkirakan Q2 ini bisa mencapai 40 persen, dan akhir tahun ini mungkin bisa mencapai 50 persen,” ungkap James dalam acara perayaan 1 tahun DANA di kawasan Jakarta, Senin (25/3/2019).
Dijelaskannya, perkembangan transaksi nontunai ini disebabkan pertumbuhan pengguna smartphone dan internet di Indonesia.
Berdasarkan penelitian Hootsuite pada tahun lalu, Indonesia menempati posisi ketiga pengguna internet mobile terbesar di Asia Tenggara.
Dompet Digital
Kopi Kenangan saat ini bekerja sama dengan sejumlah layanan teknologi finansial, termasuk dompet digital DANA, GoPay, dan OVO. Ketiganya, kata James, memiliki porsi besar dalam pertumbuhan transaksi nontunai.
“Yang paling besar itu ada DANA, GoPay, dan OVO ya untuk transaksi nontunai kami,” tuturnya.
Kopi Kenangan pun tengah menyiapkan aplikasi mandiri untuk bisnisnya. Ketiga dompet digital tersebut akan tetap ada di dalamnya.
James berharap kehadiran aplikasi Kopi Kenangan ini akan semakin mempermudah konsumen berbelanja. Terlebih lagi, katanya, Kopi Kenangan ditargetkan memiliki 130 toko pada akhir tahun ini.
Saat ini, Kopi Kenangan telah memiliki 45 toko dengan sebagian besar berada di wilayah Jabodetabek. Bulan depan, perusahaan akan melakukan ekspansi ke berbagai wilayah termasuk Makassar, Surabaya, Bandung, dan sejumlah kota besar lainnya.
“Dengan banyaknya toko nanti, konsumen jadi lebih mudah berbelanja karena bisa mengetahui lokasi toko terdekat dengan mereka,” ungkapnya.
(Din/Jek)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Advertisement