Liputan6.com, Addis Ababa - Sistem pencegah kondisi stall yang terpasang pada Boeing 737 MAX 8 penerbangan Ethiopian Airlines ET 302, disebut turut berkontribusi pada kecelakaan burung besi tersebut pada 10 Maret 2019.
Bos Ethiopian Airlines mengatakan, sistem anti-stall pesawat itu dalam kondisi aktif sebelum terjatuh dan menewaskan total 157 orang di dalamnya.
Fitur anti-stall baru dari 737 MAX, sistem augmentasi karakteristik manuver (MCAS), juga menjadi sorotan dalam penyelidikan kecelakaan sebelumnya, Lion Air JT 610 yang turut berpesawat 737 MAX 8 --mengutip hasil penyelidikan sementara KNKT RI yang dirilis akhir tahun lalu.
Baca Juga
Advertisement
Tewolde GebreMariam, CEO Ethiopian Airlines, mengatakan kepada Wall Street Journal bahwa "sepengetahuan kami MCAS memiliki peranan pada penerbangan nahas ET 302," demikian seperti dikutip dari The Guardian, Selasa (26/3/2019).
Fitur MCAS secara otomatis memaksa hidung pesawat turun untuk mencegah kondisi stall, dan diperkenalkan untuk mengimbangi posisi mesin baru pada model 737 MAX. Laporan awal dalam kecelakaan Lion Air JT 610 mengindikasikan, kombinasi pembacaan sensor yang salah dan kinerja MCAS berkontribusi pada burung besi itu jatuh ke laut, menewaskan total 189 orang di dalamnya.
Dalam dinamika aviasi, stall adalah pengurangan koefisien gaya angkat yang dihasilkan oleh foil sebagai Angle of Attack (AOA) yang bertambah dari batas normal. Hal ini terjadi ketika sudut kritis AOA pada foil itu telah melewati batas wajar.
Demi keluar dari stall, pilot biasanya meningkatkan AOA dan sudut kritis AOA dengan tujuan untuk memperlambat kecepatan stall dalam level flight.
Namun, jika langkah antisipasi tidak dilakukan, kondisi stall mengakibatkan airflow menjadi terpisah dari airfoil. Itu akan memicu pesawat mengalami hentakan (buffeting) atau perubahan attitude (perubahan pada rotasi tiga dimensi sudut) --yang salah satunya adalah penurunan altitude secara mendadak.
Pernyataan GebreMariam adalah yang pertama dari seorang pejabat senior maskapai untuk mengonfirmasi bahwa MCAS memainkan peran dalam kecelakaan, meskipun ia mengatakan bahwa hanya penyelidikan oleh otoritas yang akan memberikan bukti konklusif. Kotak hitam ET 302 masih di Paris untuk dianalisis oleh biro investigasi kecelakaan udara Prancis, BEA.
Dalam sebuah pernyataan resmi yang dikeluarkan oleh Ethiopian Airlines pada Senin 25 Maret pagi, GebreMariam mengatakan ia "tidak ingin berspekulasi tentang penyebabnya" tetapi "banyak pertanyaan tentang pesawat 737 MAX masih tanpa jawaban".
Simak video pilihan berikut:
3 Petunjuk Kemiripan dalam Kecelakaan Ethiopian Airlines dan Lion Air
Kemiripan antara kecelakaan Ethiopian Airlines ET 302 dan Lion Air JT 610 terus bertambah seiring temuan bukti-bukti baru dari lokasi kecelakan pesawat yang terjadi pekan lalu. Tak hanya bahwa keduanya menggunakan pesawat Boeing 737 MAX 8.
Menurut sejumlah laporan, para penyelidik kecelakaan Ethiopian Airlines menemukan bukti kesamaan tersebut, yang bersumber dari kotak hitam dan aspek-aspek lain di lokasi jatuhnya pesawat, di sebuah ladang dekat Desa Tulu Fara di luar kota Bishoftu, 40 mil di tenggara ibukota Ethiopia.
Meski banyak pakar penerbangan mengatakan bahwa terlalu dini untuk menyatakan bahwa kecelakaan ET 302 dan JT 610 adalah sama, namun, kemiripan awal yang muncul tak bisa terhindarkan.
Berikut beberapa kesamaan awal dari segi teknis dalam kecelakaan Ethiopian Airlines dan Lion Air, seperti dikutip dari berbagai sumber, Senin (18/3/2019) baca selengkapnya...
Advertisement