Liputan6.com, Jakarta - Pada 7 Agustus 2014, para peneliti melaporkan dalam jurnal Science bahwa Danau Pitch di Trinidad & Tobago (Kepulauan Karibia), yang dipenuhi oleh aspal alami, dapat dihidupi oleh mikroba.
Fakta ini sekaligus memancing penelitian lanjutan bahwa kehidupan serupa, semisal alien, kemungkinan juga bisa dijumpai di angkasa luar, seperti di planet atau bintang yang permukaannya bersuhu tinggi.
Advertisement
Meski belum ada bukti kuat yang mampu menunjukkan adanya kehidupan semacam itu di ruang hampa, namun para ilmuwan masih terus mencoba untuk mengumpulkan data-data dari penelitian yang mereka lakukan selama beberapa dekade.
Contohnya saja planet Mars dan Bulan yang baru-baru ini ditemukan adanya kandungan air. Beberapa peneliti menyimpulkan bahwa alien mungkin benar-benar ada di sana namun enggan menampakkan dirinya di hadapan manusia, atau setidaknya mereka pernah singgah dari melakukan perjalanan antar galaksi.
Lalu, tempat mana saja di Alam Semesta ini yang diduga menjadi lokasi persembunyian alien, si makhluk terestrial yang konon lebih cerdas dari manusia?
Berikut 4 di antaranya, sebagaimana dikutip dari Live Science, Selasa (26/3/2019).
Saksikan video pilihan berikut ini:
1. Titan
Penemuan kehidupan di Danau Pitch menjadi sesuatu yang paling menarik bagi para peneliti yang mencari tanda-tanda kehidupan di Titan, Bulan terbesar Saturnus.
Titan dikatakan menyerupai Bumi, mungkin karena jaraknya yang lebih dekat ke planet ini daripada benda langit lainnya di Tata Surya. Tapi alih-alih disebut sebagai lautan air, Bulan yang dingin ini adalah 'rumah' bagi danau hidrokarbon yang luas.
Para penulis studi baru di Science mengatakan, mungkin ada tetesan campuran air dan amonia yang eksis di permukaan Titan, seperti tetesan air yang ditemukan di tengah aspal panas di Danau Pitch.
Satelit alami Saturnus ini adalah satu-satunya Bulan yang diketahui memiliki atmosfer padat, dan satu-satunya objek di angkasa luar, selain Bumi, di mana ditemukan bukti jelas tentang benda cair yang stabil di permukaannya.
"Studi lebih lanjut tentang cara mikroba bertahan hidup di dalam 'air yang terperangkap di minyak' Danau Pitch, akan memberi kita gagasan baru terkait perkembangan organisme bila diadaptasikan di Titan," ujar Dirk Schulze-Makuch, seorang astrobiologis di Washington State University di Pullman.
Advertisement
2. Mars
Pada akhir Abad ke-19 dan awal Abad ke-20, astronom Percival Lowell mempopulerkan gagasan bahwa "kanal" di Planet Merah adalah temuan paling menakjubkan dari Mars.
Saluran-saluran yang tampak jelas itu ternyata ilusi yang spektakuler. Gambar-gambar yang diambil oleh wahana penjelajah Planet Merah milik NASA, Mariner dan Viking pada 1960-an dan 1970-an, mengungkapkan lanskap yang sunyi tanpa jejak peradaban yang sinkron dengan manusia di Bumi.
Para ilmuwan belum memiliki bukti bahwa kehidupan pernah ada di Mars, tetapi mereka tahu bahwa Mars memiliki es air yang menutupi kutubnya dan permukaan tanah Mars mengandung 2 persen air.
Semua bentuk kehidupan terestrial membutuhkan air, itulah sebabnya para ilmuwan telah berfokus untuk menemukannya di Mars dan di tempat lain di Tata Surya.
Terlebih lagi, sampel tanah yang dipelajari oleh rover Curiosity (kendaraan khusus yang digerakkan oleh remote control di medan angkasa luar) telah mengungkapkan bahwa Mars setidaknya mampu mendukung kehidupan mikroba pada miliaran tahun yang lalu, ketika planet itu jauh lebih basah dan lebih hangat daripada sekarang.
3. Europa
Jika air adalah kunci kehidupan makhluk terestrial, maka Europa mungkin menjadi kandidat tempat yang paling menjanjikan dalam pencarian organisme asing.
Bulan alami Jupiter ini diduga menyimpan cairan dalam jumlah besar di bawah lapisan esnya yang tebal. Dalam beberapa tahun terakhir, para ilmuwan telah menemukan kehidupan mikroba di lingkungan lautan ekstrem di Bumi, yang mengisyaratkan bahwa bentuk kehidupan aneh bisa ada di tempat seperti Europa.
Ekspedisi yang dilakukan oleh sutradara film James Cameron pada tahun 2012, yang menelusuri lubang terdalam di lautan, mendapati temuan 68 spesies bakteri baru. Tahun 2013, para ilmuwan menemukan kehidupan mikroba di danau Antartika yang terkubur jauh di bawah lapisan esnya.
Peneliti NASA telah mengembangkan sebuah penyelidikan, dijuluki Europa Clipper, untuk membuat beberapa flyby (penerbangan melewati suatu titik, terutama pendekatan pesawat ruang angkasa yang dekat ke planet atau Bulan untuk pengamatan) di sekitar Europa, mempelajari semburan uap air yang meledak dari kutub selatan Europa.
Juli 2014, badan antariksa tersebut membuat instrumen ilmiah yang dapat mendeteksi tanda-tanda kehidupan pada misi masa depan ke Europa.
Europa adalah Bulan terkecil dari empat Bulan Galilea yang mengorbit Jupiter. Ini juga merupakan Bulan keenam terbesar di Tata Surya.
Advertisement
4. Enceladus
Enceladus adalah satelit alami Saturnus terbesar ke-6. Meskipun ukurannya kecil, namun Enceladus memiliki jenis permukaan yang beragam, mulai dari permukaan "crater" hingga terrain.
Beberapa peneliti berpikir mereka mungkin dapat mempelajari air yang letaknya tersembunyi di Enceladus tanpa mengebor keraknya, yang tebalnya bisa mencapai 40 kilometer.
Pesawat ruang angkasa Cassini milik NASA telah melihat 101 geyser uap air dan gunung es yang meletus dari rekahan di dekat kutub selatan Enceladus.
Jika plume ini berasal dari lautan Enceladus yang terkubur, maka pesawat ruang angkasa yang dijalankan di masa mendatang harus terbang melalui geyser tersebut agar dapat mempelajari susunan lautan Enceladus tanpa benar-benar mendarat di permukaannya.