Donald Trump Dukung Klaim Sepihak Israel Atas Dataran Tinggi Golan, Dunia Murka

Presiden Amerika Serikat Donald Trump telah mengakui Dataran Tinggi Golan sebagai wilayah Israel. Dunia murka.

oleh Rizki Akbar Hasan diperbarui 26 Mar 2019, 17:07 WIB
Donald Trump dan Benjamin Netanyahu di Oval Office, Gedung Putih, pada tanggal 5 Maret 2018 di Washington DC. (Mandel Ngan / AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Amerika Serikat Donald Trump telah mengakui Dataran Tinggi Golan sebagai wilayah Israel, sebagai bentuk dukungan terhadap Negeri Bintang David yang telah secara sepihak mengklaim area yang dipersengketakan dengan Suriah itu.

Pengakuan itu dibuat oleh Trump saat menerima kunjungan kenegaraan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu ke Gedung Putih pada Senin 25 Maret 2019.

Pernyataan Trump juga dinilai sebagai bentuk dukungan tersendiri kepada Netanyahu, yang pada tahun ini akan berpartisipasi dalam pemilu.

Trump menandatangani proklamasi yang secara resmi memberikan pengakuan Amerika Serikat atas Dataran Tinggi Golan yang diduduki sebagai wilayah Israel - perubahan dramatis dari kebijakan AS selama beberapa dekade.

Langkah itu, yang diumumkan pertama kali oleh Trump dalam twit Kamis lalu, tampaknya merupakan gerakan paling terbuka oleh presiden untuk mendukung Netanyahu --yang telah menekan Trump atas keputusan tersebut sejak Februari 2017.

Netanyahu menyambut tindakan Trump dan mengatakan Israel tidak pernah memiliki teman yang lebih baik. Dia merujuk kembali pada dua perang Timur Tengah sebelumnya dalam menjustifikasi sikap Israel untuk bertahan menduduki Golan.

Suriah, yang turut mengklaim Golan, bereaksi dengan cepat terhadap proklamasi Trump, menyebutnya sebagai "serangan terang-terangan" pada kedaulatan dan integritas teritorialnya dan mengatakan mereka memiliki hak untuk merebut kembali wilayah itu.

Mengarah ke Isolasi

Menteri Luar Negeri Suriah, Walid al-Moualem mengatakan pengakuan AS atas kedaulatan Israel atas Dataran Tinggi Golan akan mengarah ke isolasi.

Al-Moualem menambahkan: "Tidak peduli berapa tahun telah berlalu, ini tidak akan mengubah fakta bahwa Golan adalah wilayah Suriah yang diduduki," demikian seperti dikutip dari Al Jazeera, Selasa (26/3/2019).

Presiden Palestina Mahmoud Abbas dan faksi perlawanan yang bermarkas di Gaza, Hamas, mengecam keputusan AS yang mendukung Israel.

Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh kantornya, Abbas mengatakan: "Tidak ada legitimasi yang dapat mengesampingkan resolusi Dewan Keamanan PBB, Majelis Umum PBB atau Prakarsa Perdamaian Arab."

Sementara itu, Ismail Haniya, pemimpin Hamas di Gaza, mengatakan Dataran Tinggi Golan akan "selamanya menjadi bagian integral dari Suriah".

 

Simak video pilihan berikut:


Dewan Keamanan PBB hingga Liga Arab Mengecam Langkah Donald Trump

Presiden AS Donald Trump berjabat tangan dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu saat bertemu di sela Forum Ekonomi Dunia, Davos (25/1). (AP Photo / Evan Vucci)

Di PBB, Sekretaris Jenderal Antonio Guterres mengatakan, "jelas bahwa status Golan tidak berubah," kata juru bicara PBB Stephane Dujarric.

"Kebijakan PBB tentang Golan tercermin dalam resolusi Dewan Keamanan yang relevan dan kebijakan itu tidak berubah," tambahnya.

Resolusi Dewan Keamanan PBB yang diadopsi dengan suara bulat oleh 15 anggota badan pada tahun 1981 menyatakan bahwa "keputusan Israel untuk memberlakukan hukum, yurisdiksi dan administrasi di Dataran Tinggi Golan Suriah yang diduduki adalah batal demi hukum dan tanpa efek hukum internasional". Itu juga menuntut Israel membatalkan keputusannya.

Kementerian Luar Negeri Qatar mengeluarkan pernyataan yang menolak langkah AS dan mengatakan Dataran Tinggi Golan diduduki di tanah Arab.

Sekutu NATO, Turki, menyebut pengakuan AS itu tidak dapat diterima dan mengatakan akan mengambil tindakan terhadapnya, termasuk di PBB, kata Menteri Luar Negeri Mevlut Cavusoglu.

Liga Arab mengutuk langkah tersebut dengan mengatakan bahwa "Pengakuan Trump tidak mengubah status daerah."

Pengumuman ini memicu kritik langsung atau tersirat dari Eropa, serta Timur Tengah, negara dan organisasi, termasuk Inggris, Jerman, Prancis, Uni Eropa, Mesir, Rusia dan Venezuela.

Republik Bolivarian Venezuela dengan tegas menolak niat pemerintah Trump untuk mengakui kedaulatan Israel atas wilayah Suriah di Dataran Tinggi Golan, yang melanggar resolusi Dewan Keamanan dan Piagam PBB.

Di tempat lain di Washington, Komite Urusan Publik Israel Amerika, sebuah kelompok pro-Israel, mengadakan pertemuan tahunan dengan pembicara setelah pembicara menyatakan dukungan AS untuk hubungan yang kuat dengan negara itu.

"Kami mendukung Israel karena perjuangannya adalah tujuan kami, nilai-nilainya adalah nilai-nilai kami, dan perjuangannya adalah perjuangan kami," kata Wakil Presiden Mike Pence, Senin.

Pence juga berbicara keras melawan Iran, mengatakan bahwa di bawah Trump, "Amerika tidak akan pernah membiarkan Iran mendapatkan senjata nuklir."

Penantang Netanyahu Benny Gantz muncul sebelum pertemuan, dan berjanji untuk melindungi negaranya dari ancaman Iran dan Suriah. Dia menyerukan persatuan di Israel.

"Kita harus ingat jika kita menginginkan harapan, kita harus memiliki persatuan," katanya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya