Liputan6.com, Jakarta - Direktur Eksekutif Perludem, Titi Anggraini meminta Komisi Pemilihan Umum (KPU) lebih bersikap pro aktif dalam melakukan sosialisasi pelaksanaan Pemilu Serentak 2019. Menurut dia, sejumlah lembaga survei sendiri menyatakan, masyarakat belum mengetahui teknis dan prosedur pemilu yang dilaksanakan pada 17 April 2019.
"Masih banyak pemilih yang belum banyak mengetahui soal pencoblosan dengan surat suara yang banyak," kata Titi, Jakarta, Selasa (26/3/2019).
Advertisement
Pemilu saat ini yang digelar bersamaan antara Pileg dan Pilpres, berpotensi menimbulkan kebingungan di masyarakat. Untuk itu, lembaga yang dipimpin oleh Arief Budiman itu harus lebih kreatif, aktif, dan partisipatif.
Lebih lanjut, KPU dapat melibatkan semua kalangan untuk bersosialisasi terkait penyelenggaraan pesta demokrasi tahun ini.
"Termasuk soal sumber-sumber informasi yang bisa diakses soal pemilih untuk mengetahui penyelengaraan pemilu 2019," ucapnya.
Titi kemudian mengimbau agar KPU dapat belajar dari penyelenggaraan Pemilu 2014, dimana antara pelaksanaan Pilpres dan Pileg dilakukan terpisah. Juga melakukan evaluasi terkait Pemilu kala itu yang tercatat ada sebanyak 10 persen surat suara tidak sah.
"Karena diakui pemilu saat ini lebih rumit, lebih kompleks dengan dominasi pilpres dengan ketidaktahuan publik soal penyelengaraan pemilu," Titi menandaskan.