3 Hari Kampanye Terbuka, Bawaslu Sebut Belum Ada Pelanggaran Pemilu

Kampanye terbuka sudah mulai dilakukan sejak Minggu 24 Maret lalu.

oleh Liputan6.com diperbarui 27 Mar 2019, 06:57 WIB
Logo Bawaslu (Liputan6.com/Helmi Afandi)

Liputan6.com, Jakarta - Komisioner Bawaslu RI Mochammad Afiffudin mengatakan, belum ada pelanggaran pemilu yang dilakukan oleh pasangan capres-cawapres setelah tiga hari melakukan kampanye terbuka. Kampanye terbuka sudah mulai dilakukan sejak Minggu 24 Maret lalu.

"Dari daerah-daerah belum (ada laporan), kalaupun ada pelanggaran kan pasti sedang diproses ya, belum banyak yang kami dapatkan dari sisi pelanggarannya," kata Afif di Kantor Bawaslu RI, Jakarta Pusat, Selasa (26/3/2019).

Ia mengungkapkan, saat ini, justru yang melakukan pelanggaran pemilu adalah Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Eko Putro Sandjojo. Yang mana baru saja menjalani sidang putusan pada Selasa siang kemarin.

"Sementara ini yang sudah tertangani tadi kan soal Kemendes yang tidak ada cutinya, pelanggaran administrasi itu rapat umum, karena rapat umum baru kemarin. Kami belum dapatkan update-nya," ungkap Afif.

Ia pun menegaskan, pihaknya juga akan memproses jika ada Aparatur Sipil Negara (ASN) yang lain apabila terbukti melakukan pelanggaran pemilu.

"Ya pasti kalau itu menjadi temuan atau laporan (soal keterlibatan ASN) nanti kita tangani dalam proses-proses yang butuh waktu, tidak bisa langsung sekarang pembuktian dan lain-lain," tegasnya.

"Waktunya ya setelah ditemukan 14 hari, ini kan baru 2-3 hari," tambah dia.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Berharap Taat Aturan

Selain itu, ia mengimbau, agar para peserta pemilu taat pada aturan yang ada. Terlebih kepada para capres-cawapres yang sudah mulai melakukan kampanye terbuka tiga hari yang lalu. Jika memang taat pada aturan, maka ia menjamin pelanggaran minim.

"Pelanggaran minim bukan berarti tidak ada pengawasan, tapi itikad baik yang harusnya menjadi kesadaran publik kesadaran semua orang sehingga pemilu kita benar-benar membuat orang yang belum yakin menjadi yakin dalam masa kampanye ini bukan malah sebaliknya," ujar Afif.

"Ujaran-ujaran yang menakutkan, menebar ancaman, itu jangan sampai kemudian memenuhi ruang publik kita, tetapi kampanye yang sifatnya positif dan edukatif kita harapkan lebih mendominasi. Sebagaimana keinginan kita semuanya kampanye ini untuk meyakinkan orang yang masih ragu untuk lebih memantapkan orang yang sudah punya pilihan," pungkas dia.

 

Reporter: Nur Habibie

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya