Liputan6.com, Jakarta - Miliarder Nirav Modi (48) asal India harus pasrah karena koleksi barang seni miliknya telah dilelang oleh aparat. Ketika barangnya dilelang, Modi pun tak berada di India, melainkan di Inggris.
Dilaporkan BBC, Nirav Modi melarikan diri pada awal tahun 2018 ke Inggris karena perkara penipuan yang melibatkan bank terbesar kedua di India: Punjab National Bank (PNB). Ia dan komplotannya dituduh terlibat pemalsuan jaminan dari bank agar bisa meminjam uang dari sumber lain.
Aparat pun menyita aset milik miliarder berlian ini termasuk 68 lukisan yang dilelang karena Modi juga memiliki utang pajak. Beruntung, harga lukisan miliarder ini berhasil laku mahal.
Baca Juga
Advertisement
Lukisan minyak karya Vasudeo S Gaitonde tercatat laku hingga USD 3,7 juta atau Rp 52,5 miliar (USD 1 = Rp 14.214). Total penjualan mencapai USD 8 juta (Rp 113,7 miliar), padahal targetnya hanya USD 7,3 juta (Rp 103 miliar).
Nirav Modi merupakan salah satu orang terkaya di India. Forbes menyebut hartanya mencapai USD 1,75 miliar (Rp 24,8 triliun).
Miliarder ini terlahir dari keluarga pebisnis berlian. Ia pun memiliki produk berlian yang juga dinamakan Nirav Modi.
Berlian yang ia pasarkan pun dipakai seleb ternama seperti Priyankan Chopra-Jonas, Kate Winslet, Rosie Huntington-Whiteley and Naomi Watts.
Saat ini, toko-toko miliknya sudah dibekukan, dan aparat sudah meringkus sang miliarder berlian ini di London untuk diekstradisi.
5 Tahun Mendatang, Asia Bakal Punya 1.000 Miliarder
Daftar orang terkaya versi Forbes baru saja dirilis, dan China sebagai negara Asia cukup menjadi negara penyumbang miliarder terbanyak di dunia.
Dikutip pada laman CNBC, sebuah laporan yang dirilis pada Rabu lalu menyatakan bahwa jumlah miliarder Asia akan meningkat menjadi 1.000 orang dalam waktu lima tahun mendatang.
Lebih lanjut pada 2023, populasi miliarder dunia diperkirakan akan mencapai 2.696 orang, dan negara-negara Asia menjadi penyumbang sepertiga dari angka tersebut.
Berdasarkan Wealth Report 2019 yang dikeluarkan oleh konsultan properti Knight Frank yang berbasis di London, mengatakan bahwa Asia memiliki 787 miliarder. Angka ini tentunya melebihi jumlah miliarder Eropa yang hanya mencapai 452 miliarder, sementara di Amerika Utara mencapai 631 miliarder.
Laporan tersebut menjelaskan bagaimana pertumbuhan kekayaan para miliarder secara global selama lima tahun mendatang di tengah perang perdagangan yang terjadi antara AS-China, serta Brexit.
Liam Bailey, kepala penelitian global Knight Frank mengatakan bahwa meskipun prospek ekonomi semakin gelap akibat perang perdagangan, namun kekayaan miliarder tetap konstan pada 2019.
Selain itu, berdasarkan laporan tersebut Asia akan mengungguli pertumbuhan miliarder meskipun disaat buruknya perekonomian global. Dari 59 negara yang dianalisis oleh Knight Frank, delapan dari 10 negara populasi miliarder yang tumbuh tercepat berada di negara-negara Asia.
Advertisement