Kisah Pilu Teten, Pria dengan Kutil di Sekujur Tubuhnya

Tubuhnya yang terus ditumbuhi kutil membuat Teten harus rela kehilangan pekerjaan dan ditinggal istrinya.

oleh Mulvi Mohammad diperbarui 27 Mar 2019, 15:00 WIB
Foto: Mulvi Mohammad/ Liputan6.com

Liputan6.com, Jakarta Teten (40) warga Kampung Kuta Pamoyanan RT 12 RW 08, Desa Purabaya, Kecamatan Purabaya, Kabupaten Sukabumi kini hanya bisa pasrah dengan kondisi tubuhnya yang berbeda dari kebanyakan orang. Sekujur tubuhnya dipenuhi kutil. Bahkan karena itu, dirinya harus rela kehilangan pekerjaan dan ditinggalkan istrinya.

Kisah pilu Teten berawal sekitar 12 tahun lalu. Awalnya, hanya ada satu kutil di bagian dagu. Tanpa pikir panjang, Teten memotong kutil tersebut dengan menggunakan silet.

Tak disangka-sangka, dalam kurun waktu beberapa bulan kutil di Tubuh Teten tumbuh bak jamur di musim hujan. Bahkan sampai saat ini, kutil di tubuhnya masih terus bertambah.

"Dari kepala sampai kaki, kutilnya terus bertambah," ujar Teten saat ditemui Liputan6.com, Selasa (26/3/2019).

Kondisi ini membuat Teten menarik diri dari lingkungan sekitar. Ia pun sudah lama berhenti berjualan roti, dan kini menganggur di rumah.

Teten adalah anak ke dua dari tiga bersaudara. Dirinya tinggal bersama adik dan ibunya di rumah panggung sangat sederhana.

Sementara kakak perempuannya yang jadi tulang punggung keluarga, bekerja sebagai asisten rumah tangga di Ibu Kota Jakarta. Keluarga Teten termasuk kurang mampu.

"Saya malu, pengen cepet sembuh. Pengen kerja lagi biar bisa bahagiakan ibu," katanya.

 


Kutil 7 Kilogram hingga Ditinggal Istri

Foto: Mulvi Mohammad/ Liputan6.com

Tak cuma kutil yang tumbuh di bagian wajahnya. Ada pula benjolan lain seberat 7 kilogram yang muncul di bagian punggung Teten.

"Berat, kayak gendong anak kecil," imbuhnya.

Kemalangan Teten tak cuma soal kulitnya. Karena kondisi tersebut, rumah tangga teten pun retak. Istrinya memilih pergi setelah melihat kondisi tubuh Teten berubah.

"Istri saya memilih berpisah dari saya, karena kondisi saya yang semakin hari semakin parah," tutur Teten.

Warga sekitar tempat Teten tinggal pun tidak tinggal diam. Mereka berupaya membantu Teten yang ekonominya memang pas-pasan.

Warga serta aparat setempat sudah beberapa kali menggalang donasi untuk membantu Teten. Meskipun biaya perawatan sudah ditanggung BPJS Kesehatan, Teten tak punya biaya untuk kebutuhan lain selama di rumah sakit.

 


Kesulitan Biaya

Foto: Mulvi Mohammad/ Liputan6.com

Relawan BPJS Kesehatan di Kecamatan Purabaya, Dede Hermawan (40 tahun), adalah salah satu orang yang mendampingi penanganan medis terhadap Teten. Ia juga menginisiasi pembukaan donasi untuk membantu Teten.

"Baru satu kali operasi, kalau enggak salah cuma empat kutil yang dioperasi di bagian wajah. Karena Pak Teten kan mintanya yang di wajah dulu," tutur Dede.

Operasi dilakukan pada 22 Januari 2019 lalu di RSUD R Syamsudin SH Kota Sukabumi. Rumah sakit yang letaknya cukup jauh dari rumah Teten.

Dede mengatakan, untuk sekali ke rumah sakit butuh biaya lebih dari Rp 250 ribu untuk transportasi dan biaya makan. Bagi keluarga Teten, uang dengan nilai tersebut sangat besar dan sulit didapat.

"Jangankan buat ongkos, buat makan aja mereka itu kesulitan. Tapi kalau keseringan buka donasi kan enggak enak juga," imbuh Dede.

"Kalau untuk operasi kan ditanggung BPJS. Mudah-mudahan saja nanti ada jalan keluar, agar Pak Teten bisa dioperasi lagi," harap Dede.

 

Simak juga video pilihan berikut ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya