Liputan6.com, Jakarta - Suhu udara di Tanah Air meningkat menjadi 30-34 derajat Celcius. Namun, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut, peningkatan suhu ini masih wajar dan tidak perlu dicemaskan masyarakat.
"Peningkatan suhu ini disebabkan matahari mendekat bumi dan itu sesuatu yang tidak perlu ditakutkan," kata Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Pattimura Ambon, Ot Oral Sem Wilar di Ambon, Maluku, dilansir dari Antara, Rabu (27/3/2019).
Advertisement
Masyarakat diingatkan untuk tidak terpengaruh isu negatif, sebab peningkatan suhu ini masih dalam batasan normal dan tidak membahayakan manusia.
Pada siang hari, suhu udara di Pulau Ambon misalnya, bisa mencapai 30-32 derajat, kemudian akan naik sampai 34 derajat, dan itu masih terhitung normal.
Data BMKG, kenaikan suhu udara ini tidak terjadi di seluruh wilayah Indonesia, kecuali yang dilewati matahari saja sebab posisinya dekat dengan garis khatulistiwa.
"Kami memberikan imbauan kepada masyarakat kalau sudah merasakan suhu yang tinggi maka perbanyak minum air agar tidak dehidrasi dan tetap menjaga kondisi kesehatan tetap stabil agar tidak merasa pusing atau pingsan," ujar Wilar.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Dampak Badai Victoria
Dia menambahkan, Fenomena Badai Victoria di Australia juga akan memberi dampak di Indonesia berupa hujan lebat, angin kencang, disertai gelombang tinggi.
"Memang Indonesia itu tidak mendapat topan karena posisi kita tiga derajat di bawah garis khatulistiwa, tetapi dampak dari ekor badai bisa seperti terjadi badai di Philipina dan ke bawahnya di Selatan Australia," kata Wilar, Rabu (27/3//2019).
Ekor badai yang di bawah itu akan bergerak sampai ke Indonesia berupa hujan yang lebat, angin kencang, serta gelombang tinggi.
(Dewi Larasati)
Advertisement