Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan meminta masyarakat tidak perlu berkelahi meski berbeda calon Presiden. Hal ini untuk menciptakan iklim politik yang kondusif.
Luhut mengatakan, masyarakat diberikan pilihan untuk memilih capres, baik Joko Widodo (Jokowi) dan cawapres Presiden Ma'ruf Amin atau Prabowo dan cawapresnya Sandiaga Uno.
Advertisement
"Mau nomor satu, nomor dua silakanlah," kata Luhut, dalam sebuah seminar di Ayana Midplaza, Jakarta, Rabu (27/3/2019).
Menurut Luhut, meski berbeda pilihan calon presiden, masyarakat tidak perlu berkelahi dan saling menjelekkan. Ia pun mengimbau kepada masyarakat untuk tetap menjaga situasi politik menjelang hari pencoblosan.
"Tetapi enggak perlu berkelahi, enggak perlu jelek-jelekin orang," tuturnya.
Luhut juga meminta untuk tidak menjelek-jelekan Presiden Jokowi. Dia pun berkelarkar Jokowi tetap sabar meski diperlakukan seperti itu. Berbeda dengan dirinya yang merupakan orang batak.
"Presiden jangan dijelek-jelekin, untung presiden orang Solo, kalau orang Batak ditumbuk dia. Tapi dia (Jokowi) orang berani. Untung dia presiden, kalau saya tentara saya cari juga dia (pihak yang menjelek-jelekan) ha...ha..," tutup Luhut berkelakar.
Dua Pasang Capres Cawapres
Sebelumnya, Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah menetapkan dua calon presiden dan wakil presiden yang mengikuti Pilpres. Kedua pasangan calon pun sudah mengambil nomor urut peserta Pilpres.
Joko Widodo dan Ma'ruf Amin mendapat nomor urut 01, sementara Prabowo Subianto yang berpasangan dengan Sandiaga Uno mendapat nomor urut 02.
KPU juga sudah menetapkan 17 April 2019 sebagai hari pencoblosan Pemilu Serentak. selain memilih Presiden dan Wakil Presiden, warga juga akan mendapatkan hak untuk memilih partai politik, calon anggota DPR RI, DPRD Kabupaten/Kota, dan DPD RI.
Advertisement