Liputan6.com, Jakarta - Cawapres nomor urut 01 Ma'ruf Amin yakin bisa meraih suara tinggi hingga 80 persen di Wonosobo, Jawa Tengah. Lantaran, mayoritas warga di sana adalah kalangan Nadhatul Ulama (NU).
"Ya minimal 80 lah. Belum (termasuk kerja parpol) minimal 80 (persen)," ucap Ma'ruf Amin usai menghadiri acara Harlah NU dan Haul Akbar Al Maghfurlah KH Raden Abdul Fatah di area alun-alun Wonosobo, Jateng, Rabu (27/3/2019).
Advertisement
Dia pun mengatakan, pasangan calon 01 Jokowi-Ma'ruf, bisa memang total di Wonosobo. "Janganlah 100 persen itu. Yang lain-lain dibagi juga. Tapi 80 (dari) NU plus yang lain, bisa aja 90," pungkas dia.
Sementara itu, saat menghadiri acara Harlah NU dan Haul Akbar Al Maghfurlah KH Raden Abdul Fatah, Ma'ruf Amin sempat berhenti sejenak berpidato, setelah mendengar suara azan Zuhur berkumandang di alun-alun Wonosobo.
"Kalau azan kita berhenti kalau pidato. Kita suruh mendengarkan azan. Abis azan kita lanjut," ucap Ma'ruf usai menghadiri acara harlah di Wonosobo.
Dia pun menyarankan, umat muslim mendengarkan azan dan menghentikan aktivitas seperti minum kopi.
"Khusyuk, karena ini kan panggilan. Kalau panggilan, kita dengarkan," kata Ma'ruf.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Jangan Terpengaruh Isu Subuh Putih
Calon wakil presiden Ma'ruf Amin, menyinggung adanya gerakan Subuh Putih. Dia menduga, gerakan ini akan mengajak masyarakat untuk tidak hadir ke TPS pada 17 April 2019 mendatang.
Adapun hal itu disampaikan saat dirinya bersilaturahmi dengan ribuan warga Purworejo di Pondok Pesantren An-Nawawi Berjan, Purworejo, Jawa Tengah, Selasa (26/3/2019).
"Jangan sampai karena ada isu Subuh Putih, kelompok-kelompok yang memengaruhi, supaya kalau tidak bisa ditarik, supaya orang tidak pergi ke TPS. Itu jangan sampai orang terprovokasi," ucap Ma'ruf di lokasi.
Dia mengingatkan, agar masyarakat tak merasa terintimidasi dengan isu-isu yang bisa menghalangi penggunaan hak pilih. Dirinya berharap masyarakat dapat memilih pemimpin yang terbaik.
"Sebaiknya supaya (masyarakat) tetap memilih pemimpin yang terbaik," ungkap Ma'ruf.
Dia juga meminta semua pihak untuk bisa mengamankan jalannya pemilihan. Hal ini untuk menghindari gangguan dalam proses pencoblosan.
"Mengamankan jangan sampai ada yang mengacau di TPS-TPS. Antisipasi saja," jelas Ma'ruf.
Pada kesempatan yang sama, dia menerangkan, setiap orang bisa berjuang untuk menjaga negara dan agama. Bukan hanya pemerintah saja.
"Bagi kita penting bagaimana berjuang secara kultural di luar pemerintahan maupun di dalam pemerintahan. Intinya sama yaitu menjaga negara dan agama," kata Ma'ruf Amin.
Dia mencontohkan bagaimana NU melihat NKRI sebagai harga mati, dan Pancasila sebagai pemersatu bangsa.
"Nasionalis menerima Pancasila, umat Islam menerima karena dianggap kebangsaan yang tauhid, Ketuhanan yang Maha Esa," pungkas Mantan Rais Aam PBNU ini.
Advertisement