Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto mengibaratkan Indonesia adalah orang banyak yang sedang naik bus menuju ke suatu tujuan. Hal itu ia sampaikan saat memberikan sambutan di hadapan peserta Rakornas Bidang Kewaspadaan Nasional Dalam Penyelenggaraan Pemilu Tahun 2019 di Hotel Grand Paragon, Jakarta Barat.
"Saya selalu mengibaratkan Indonesia adalah orang yang begitu banyak, naik bus yang besar sekali yang namanya Indonesia, akan mencapai kota tujuan di sana, belum sampai, masih di etape pertama, menuju etape kedua," kata Wiranto di Jakarta, Rabu (27/3/2019).
Advertisement
"Etape pertama sudah bagus, sopir busnya sudah hati-hati, dia pintar, mahir dan sampai pada tujuan pertama, untuk menuju sana nanti," sambung dia.
Ia pun menjelaskan, pemilu itu seperti seseorang yang sedang memilih sopir bus. Terlebih, jika sopir bus tersebut sudah mempunyai pengalaman.
"Kesempatan pemilu memilih sopir bus, gampang kan milih yang mana, yang pengalaman atau tidak berpengalaman, yang punya ilmu atau tidak punya ilmu, yang sabar atau yang galak. Tinggal dipilih kan?" jelas Wiranto yang disambut tepuk tangan dan tawa peserta.
"Sebenarnya sederhana saja, tetapi kok jadi sulit. Maka saya jelaskan, sederhanakan saja. Ini enggak kampanye, ini realitas," sambung dia.
Mantan Panglima ABRI ini pun mengajak masyarakat untuk bisa memilih seorang sopir bus atau pemimpin yang benar pada saat Pemilu yang akan dilaksanakan pada 17 April 2019.
"Makanya, kita ajak lihat untuk memilih yang benar. Saya orang Islam, di dalam salah satu haditz menyatakan bahwa berikan suatu perkara kepada ahlinya, kalau bukan ahlinya, maka tunggu kehancurannya. Saya bukan kiai, tetapi saya dengar dari kiai. Itu normal, itu rasional," ujar Wiranto.
Selain itu, ia mengajak masyarakat atau peserta yang hadir dalam Rakornas untuk berdoa agar pemilu berjalan dengan aman.
"Mari kita berdoa, agar pemilu aman, sukses dan jurdil dapat terlaksana sesuai harapan kita bersama," pungkas dia.
Reporter: Nur Habibie