Petani Semringah Harga Jual Karet Kembali Membaik

Petani karet di Sumatera Selatan menyambut baik pembentukan Unit Pengolahan dan Pemasaran Bokar (UPPB) serta‎ bantuan yang diberikan pemerintah.

oleh Septian Deny diperbarui 27 Mar 2019, 21:10 WIB
Pohon Karet (www.rainforest-alliance.org)

Liputan6.com, Jakarta - Petani karet di Sumatera Selatan menyambut baik pembentukan Unit Pengolahan dan Pemasaran Bokar (UPPB) serta‎ bantuan yang diberikan pemerintah.

Sejumlah bantuan tersebut di antaranya pupuk, asam semut untuk membekukan bahan olahan karet (bokar).

Ketua UPPB Desa Duren Daun, Sumatera Selatan, Fauzul Azim mengatakan, berkat ada UPPB dan bantuan yang diberikan pemerintah, kini petani di desanya sudah menikmati harga jual karet yang cukup baik.

"Bagus sekali. Apalagi di Banyuasin sebagian petani sudah tergabung dalam UPPB. Dan yang pertama dibina di desa Duren Daun. Manfaatnya sekarang harga karet cukup baik, jauh bedanya," ujar dia di Jakarta, Rabu (27/3/2019).

Melalui UPPB, lanjut dia, para petani dibina untuk membuat bahan olahan karet menjadi lebih bersih. Hal ini meningkatkan kualitas karet kemudian mendongkrak harga karet petani anggota UPPB.

"Pembekunya kita diarahkan memakai asam semut. Kalau dulu kan cuka biasa, cuka obor. Pakai asam semut karet lebih elastis. Cuka obor kaku, getas, gampang pecah-pecah kalau karet ban. Setelah menggunakan asam semut, petani bisa menjual karet hingga seharga Rp 9.200 per kg," kata dia.

Sumatera Selatan memang memiliki luas areal perkebunan karet terbesar di Tanah Air. Di provinsi tersebut, dari 3,8 juta ha lahan perkebunan, 1,3 juta ha di antaranya merupakan kebun karet.

 


Pemerintah Berikan Solusi

Jokowi : Harga karet sudah mulai membaik, karet bisa untuk aneka bahan industri dan aspal. (foto: dok. Kementan).

Sebelumnya, dalam kunjungannya ke Sumatera Selatan pada 9 Maret 2019, Presiden Joko Widodo (Jokowi) bertemu dengan ribuan petani karet. Dalam pertemuan tersebut, pemerintah memberikan solusi perbaikan harga karet yang anjlok dalam beberapa waktu terakhir. 

Solusi yang dilakukan antara lain, melakukan komunikasi dengan negara penghasil karet lainnya, Malaysia dan Thailand.

Hasilnya, disepakati ada pengurangan volume ekspor, karena pasar dinilai telah jenuh sehingga berdampak pada penurunan harga. Komunikasi ini segera memengaruhi harga karet.

Sementara di dalam negeri, Jokowi memerintahkan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono untuk menggunakan karet dalam campuran aspal. Mantan Gubernur DKI Jakarta ini juga meminta agar penggunaan aspal karet diperluas ke seluruh wilayah di Indonesia.

"Sekarang ngaspal jalan jangan sampai hanya aspal. Campur dengan karet. Sudah dicoba di Sumsel, Riau dan Jambi. Hasilnya bagus, tapi harganya lebih mahal dikit. Enggak apa beli, ini perintah," ungkap Jokowi.

 

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya