Liputan6.com, Jakarta Punya tubuh dan otot kekar, Enrique Dustin (18) rupanya sudah berlatih angkat beban sejak usia 13 tahun. Ia mulai rajin berolahraga di gym bersama sang ayah. Ayah Enrique mempunyai hobi olahraga di gym.
"Saya sudah mulai menerapkan gaya hidup sehat sejak usia 13 tahun. Jadi, Papa saya kan suka nge-gym. Dia ngajak saya juga. Pertama kali ngajak ke gym, waktu itu ada juga teman Papa saya. Dia bilang, "Kamu sekalian aja deh ikut nge-gym," tutur Enrique usai konferensi pers "How to Become Health Inspirator in Digital Era" di Tokopedia Tower, Jakarta, ditulis Kamis, 28 Maret 2019.
Baca Juga
Advertisement
Sejak saat itu, Enrique menyukai gym. Pada awal latihan, Enrique bahkan menghabiskan waktu selama empat jam di gym. Ia pergi ke gym hampir setiap hari.
Selama nge-gym, Enrique belajar banyak hal. Ia menyadari, hanya rajin olahraga gym tidak akan bisa membentuk tubuh dan otot kekar. Perlu didukung oleh asupan makanan yang cukup, khususnya protein.
Memperbanyak konsumsi protein, seperti daging merah dan ikan dapat meningkatkan massa otot. Protein berperan penting sebagai zat-zat pembangun otot.
"Dulu, meski sudah nge-gym hampir setiap hari, Badan saya masih kurang gede (besar dan kekar). Waktu itu, asupan protein saya kurang. Sekarang, saya mulai belajar bagaimana caranya menjaga asupan kalori dan protein agar seimbang," lanjut Enrique, yang merupakan salah satu finalis The New L-Men of The Year 2019.
Simak video menarik berikut ini:
Latihan bangun otot
Saat menelusuri Instagram pribadi Enrique, terlihat pemuda yang berasal dari Provinsi Banten ini sering mengunggah foto diri tanpa mengenakan atasan. Tak ayal, otot-otot kekar terlihat dengan jelas. Otot di dada dan lengan pun besar.
Untuk membentuk otot tubuh, latihan kalistenik termasuk latihan utama yang dijalani Enrique. Ini adalah bentuk latihan dengan cara memaksimalkan penggunaan berat tubuh sendiri dalam proses membentuk otot. Contoh serangkaian latihan yang dijalani berupa pull up dan backrow.
Gerakan tersebut melibatkan banyak otot, yakni biseps, triseps, punggung, bahu, dan perut.
"Dari latihan itu, otot memang jadi semua (terbentuk otot), tapi enggak terlalu gede. Nah, untuk menambah massa otot, saya juga latihan angka beban," Enrique menambahkan.
Tipe tubuh Enrrique berjenis ektomorf. Ektomorph adalah istilah untuk pria atau wanita yang memiliki bentuk tubuh tinggi, leher ramping dan panjang, serta pergelangan kaki dan tangan yang kecil.
Orang dengan jenis tubuh ektomorf sulit mengembangkan otot-otot yang kuat. Untuk itu, latihan bangun otot bisa dilakukan.
"Aku ini tipe tubuhnya ektomorf. Kalori yang dikeluarkan banyak. Intinya, kalori saya surplus. Buat menyeimbangkan kalori yang keluar, saya butuh asupan protein yang cukup. Berat badan saya 72 kg, maka asupan protein yang dibutuhkan 140 gram setiap hari," ucapnya.
Dukungan asupan protein yang dikonsumsi Enrique di antaranya, dada ayam, jagung, daging merah, ikan salmon serta suplemen.
Advertisement
Jarang makan junk food
Meski gaya hidup sehat sudah diterapkan Enrique, ia sesekali masih makan junk food (makanan cepat saji). Namun, ia mengurangi junk food.
"Masih makan junk food, tapi mengurangi saja, enggak sering makan. Sebenarnya, kita enggak harus menghindari junk food. Asalkan lihat kalorinya berapa. Cukup atau berlebihan buat tubuh kita atau enggak," ungkap Enrique yang sedang menempuh kuliah di Universitas Prasetiya Mulya jurusan Program Branding.
Begitu juga dengan mengemil. Menurut Enrique, kalau mau mengemil tidak masalah. Yang penting kalori tercukupi dan pas. Artinya, tidak lebih dari asupan batasan per hari.
Di sisi lain, Enrique punya kebiasaan minum air putih sebanyak dua gelas setelah bangun tidur di pagi hari. Pemuda dengan tinggi 182 cm ini nge-gym seminggu enam kali.
"Jadwal kuliah saya enggak padat. Jadi, lebih fleksibel. Pulang kampus langsung nge-gym. Bisa sampai 2-3 jam di gym, tergantung intensitas (berat dan jenis latihan)," tutupnya.