Panen Tak Laku, Petani Garam Madura Bingung

Dari 346 ribu ton total produksi garam di Sampang pada 2018, hanya 256 ribu ton yang telah dibeli oleh perusahaan seperti PT Garam, PT Garindo, dan PT Budiono.

oleh Musthofa Aldo diperbarui 29 Mar 2019, 10:00 WIB
sejumlah petani di desa Pademawu, Kabupaten Pamekasan, sedang memanen garam

Liputan6.com, Sampang Petani garam di Kabupaten Sampang, Jawa Timur, mengeluh. Garam mereka tidak laku. Hanya sebagian yang dibeli oleh perusahaan, padahal tahun lalu produksi garam melimpah dan berkualitas baik.

Keluhan itu disampaikan Mohammad Yanto, petani garam asal Desa Polagan, salah satu sentra garam di Kabupaten Sampang. Yanto mengaku bingung mesti berbuat apa, sebab ada sekitar 100 ribu ton garam miliknya tak terbeli dan hingga kini menumpuk di gudang.

"Seratus ribu ton ini, hanya produksi lahan saya di Polagan. Produksi di tambak lain di Desa Pangarengan juga banyak dan juga belum laku," kata dia, Kamis, 28 Maret 2019.

Yanto berharap pemerintah mencari jalan keluar agar garam rakyat dibeli oleh perusahaan garam. Tentu dengan harga yang layak sesuai harga eceran tertinggi yang telah dibuat pemerintah.

Keluhan Yanto itu juga tergambar dalam data produksi garam yang dicatat Dinas Perikanan, Kabupaten Sampang. Dari 346 ribu ton total produksi garam di Sampang tahun 2018, hanya 256 ribu ton yang telah dibeli oleh perusahaan, seperti PT Garam, PT Garindo dan PT Budiono.

"Masih ada 90 ribu ton garam Sampang belum terserap," ujar Kabid Perikanan dan Budidaya, Dinas Perikanan Kabupaten Sampang, Moh Mahfud.

Penyebab belum terbelinya sebagian garam petani, menurut Mahfud, karena perusahaan juga membeli garam di daerah lain, sehingga stok garam masih melimpah. "Kalau nanti stok garam perusahaan mulai menipis, pasti garam petani akan terbeli," kata dia.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya