Liputan6.com, Caracas - Presiden Venezuela Nicolás Maduro meminta rakyat setempat untuk berdoa bagi pemulihan dari pemadaman nasional yang melumpuhkan negara itu.
Dalam siaran televisi larut malam, Maduro mengklaim pemadaman listrik terakhir disebabkan oleh serangan penembak jitu pada bagian penting dari infrastruktur energi Venezuela, yang dilakukan oleh tentara bayaran "kiriman militer asing pendukung kudeta", demikian sebagaimana dikutip dari The Guardian pada Jumat (29/3/2019).
Baca Juga
Advertisement
"Mereka tahu apa yang mereka serang ... Hanya kekaisaran Amerika Utara yang memiliki kebencian, kejahatan di dalam otaknya, dan kesesatan untuk memerintahkan serangan seperti ini," kata Maduro, mengklaim tembakan penembak jitu memicu kebakaran pada gardu listrik.
"Ini adalah perang total," tambah pemimpin otoriter Venezuela itu. "Karena mereka tidak dapat menyerang negara ... mereka telah memutuskan untuk merusak, merusak, merusak."
Menurut para pengamat, wawancara telepon Maduro dengan televisi pemerintah --yang tidak dapat ditonton oleh banyak orang Venezuela karena akses listrik yang terputus-- dimaksudkan untuk meyakinkan rakyat yang dikontrol oleh pemerintahannya.
"Saya bukan seorang pengecut atau lemah, dan saya tidak akan mengabaikan tanggung jawab saya," Maduro bersikeras, menambahkan bahwa dia belum tidur sejak pemadaman listrik terbaru dimulai.
Tidak kurang dari sehari setelah wawancara yang terputus-putus via telepon itu, Maduro mengunggah hasilam rekaman video terkait di akun Twitter-nya.
Maduro mengakui "kerusakan luar biasa" telah terjadi pada jaringan listrik nasional, dan meminta rakyat Venezuela untuk berdoa.
"Semua orang harus tahu bahwa kerusakan akibat sabotase ini lebih parah daripada yang dapat dibayangkan oleh Venezuela," katanya, seraya menyebut perbaikan listrik akan dilakukan dalam beberapa hari ke depan.
Simak video pilihan berikut:
Ahli Kelistrikan Bantah Klaim Maduro
Berkebalikan dengan klaim Maduro, para ahli meyakini bahwa pemadamam listrik yang kian meluas di Venezuela pada pekan ini, adalah konsekuensi dari praktik korupsi selama bertahun-tahun, dan kurangnya investasi.
"Ada perang listrik terhadap Venezuela, tetapi itu dilakukan oleh pemerintahan Maduro," kata José Aguilar, seorang konsultan energi Venezuela.
Dia juga menyanggah pendapat Maduro bahwa "kekaisaran jahat" harus disalahkan atas krisis listrik di Venezuela, dan memperingatkan pemadaman nasional mungkin menjadi hal normal yang baru bagi rakyat setempat.
"Ini akan terjadi berulang-ulang, karena dengan setiap pemadaman, jaringan listrik menjadi lebih tegang, dan akan lebih banyak kemungkinan gardu terbakar," jelas Aguilar.
Sebelumnya, Maduro menuding terjadi serangkaian "serangan teroris brutal" yang didalangi oleh Donald Trump dan pemimpin oposisi, Juan Guaido, yang kini diakui oleh sebagian besar negara Barat sebagai presiden sementara Venezuela.
"Itu adalah pemboman oleh musuh, dan Anda tentu meyakini bahwa Donald Trump memiliki andil dalam hal ini ... Donald Trump terobsesi dengan Venezuela," kata Maduro dalam sebuah pidato, belum lama ini.
Sementara itu, pada hari Kamis, pengawas keuangan umum pada pemerintahan Maduro mengumumkan bahwa "atas tindakan melawan pemerintahan sah", Juan Guaido dilarang memegang jabatan publik selama 15 tahun ke depan.
Elvis Amoroso, sekutu penting Maduro, menuduh Guaido "merebut fungsi publik dan melakukan kongkalikong dengan pemerintah asing", yang telah melukai rakyat Venezuela.
Advertisement