IHSG Menguat, Saham Aneka Industri Catat Penguatan Terbesar

Pada Jumat pekan ini, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.484,7 dan terendah 6.477,06.

oleh Nurmayanti diperbarui 29 Mar 2019, 09:13 WIB
Pengunjung melintasi layar pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (10/2). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu bertahan di zona hijau pada pembukaan perdagangan saham hari ini. 

Pada pra pembukaan perdagangan saham, Jumat (29/3/2019), IHSG menguat 0,19 persen ke posisi 6.480,9. Penguatan berlanjut pada pembukaan pukul 09.00 wib, IHSG menguat 2,46 poin atau 0,04 persen menjadi 6.483,2.

Indeks saham LQ45 juga menguat ke posisi 1.019,35. Seluruh indeks saham acuan menghijau. Pada Jumat pekan ini, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.484,7 dan terendah 6.477,06.

Total frekuensi perdagangan saham 8.417 kali dengan volume perdagangan saham 286,2 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 162,8 miliar.

Investor asing jual saham Rp 3,82 miliar di total pasar. Posisi Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (AS) berada di 14.244.

Sebagian besar sektor saham menghijau. Ini antara lain, sektor saham aneka industri yang naik 0,58 persen. Kemudian saham konsumsi naik 0,33 persen dan saham konstruksi naik 0,27 persen.

Sementara itu, sektor saham keuangan melemah 0,25 persen. Diikuti sektor saham industri dasar melemah 0,08 persen dan sektor saham perkebunan turun 0,03 persen.

Saham-saham yang menguat antara lain saham BABP naik 11,11 persen ke posisi Rp 40 per saham, saham DYAN naik 7,78 persen ke posisi Rp 97 per saham, dan saham GTBO mendaki 6,09 persen ke posisi Rp 244 per saham.

Sedangkan saham-saham yang tertekan antara lain saham BISI susut 3,92 persen ke posisi Rp 1.470 per saham, saham NRCA merosot 2,90 persen ke posisi Rp 402 per saham, dan saham MTWI tergelincir 2,94 persen ke posisi Rp 66 per saham.

 


Penutupan Kemarin

Pekerja berbincang di dekat layar indeks saham gabungan di BEI, Jakarta, Selasa (4/4). Pada pemukaan indeks harga saham gabungan (IHSG) hari ini naik tipis 0,09% atau 4,88 poin ke level 5.611,66. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu bertahan di zona hijau hingga akhir perdagangan saham. Hal itu didukung aksi beli investor asing.

Pada penutupan perdagangan saham, Kamis (28/3/2019), IHSG menguat 36,05 poin atau 0,56 persen ke posisi 6.480,78. Indeks saham LQ45 menguat 0,85 persen ke posisi 1.019,01. Sebagian besar indeks saham acuan menghijau.

Pada Kamis pekan ini, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.480,78 dan terendah 6.445,35.

Total frekuensi perdagangan saham 404.585 kali dengan volume perdagangan saham 13,7 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 7,9 triliun. Investor asing beli saham Rp 278,99 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 14.242.

Sebagian besar sektor saham menghijau kecuali sektor saham industri dasar susut 0,76 persen.

Sementara itu, sektor saham keuangan melonjak 1,22 persen, dan bukukan penguatan terbesar. Kemudian sektor saham infrastruktur menanjak 1,03 persen dan sektor saham barang konsumsi naik 0,45 persen.

Saham-saham yang menguat antara lain saham YELO melonjak 25 persen ke posisi Rp 350 per saham, saham VINS meroket 16,57 persen ke posisi Rp 119 per saham, dan saham JAWA mendaki 13,33 persen ke posisi Rp 136 per saham.

Sedangkan saham-saham yang tertekan antara lain saham JPFA susut 9,3 persen ke posisi Rp 1.950 per saham, saham FOOD merosot 7,89 persen ke posisi Rp 210 per saham, dan saham ERAA tergelincir 5,53 persen ke posisi Rp 1.795 per saham.

Bursa saham Asia bervariasi. Indeks saham Hong Kong Hang Seng naik 0,16 persen, indeks saham Thailand mendaki 0,38 persen dan indeks saham Taiwan menguat 0,16 persen.

Sementara itu, indeks saham Korea Selatan Kospi merosot 0,82 persen, indeks saham Jepang Nikkei susut 1,61 persen dan bukukan pelemahan terbesar, indeks saham Shanghai terpangksa 0,92 persen dan indeks saham Taiwan melemah 0,06 persen.

 Analis PT Binaartha Sekuritas, Nafan Aji menuturkan, stabilitas fundamental makro ekonomi domestik yang inklusif dan berkesinambungan memberikan efek positif bagi meningkatnya aliran dana yang mengalir ke pasar modal Indonesia.

Di sisi lain, meredanya sentimen kekhawatiran perlambatan pertumbuhan global dan perang dagang Amerika Serikat (AS)-China turut memberikan katalis positif IHSG.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya