Liputan6.com, Jakarta - Sony Corp kini tengah melakukan penutupan pabrik smartphone-nya di Beijing, Tiongkok. Informasi tersebut berasal dari seorang juru bicara Sony.
Penutupan pabrik smartphone ini dilakukan dalam rangka penghematan, seiring dengan kerugian yang terus ihadapi oleh divisi handset mereka.
Mengutip laman Reuters, Sabtu (30/3/2019), bisnis smartphone Sony ini merupakan titik lemah bagi perusahaan.
Baca Juga
Advertisement
Di mana, pada 2018, kerugitan divisi smartphone Sony mencapai angka USD 863 juta atau setara Rp 12,2 triliun.
Sang juru bicara yang tak disebutkan namanya juga menyebutkan, keputusan untuk menutup pabrik smartphone mereka tidak terkait dengan hubungan dagang antara Tiongkok dengan Amerika Serikat yang kian memanas.
Dengan ditutupnya pabrik, proses produksi pun akan dihentikan mulai akhir bulan ini.
Sayangnya, juru bicara ini menolak menyebutkan berapa banyak karyawan yang kehilangan pekerjaan mereka akibat penutupan pabrik smartphone Sony.
Setelah penutupan pabrik smartphone di Tiongkok, ke depannya Sony hanya akan membuat smartphone di pabriknya yang ada di Thailand.
Meski begitu, juru bicara juga menyebutkan, Sony akan terus mempekerjakan tenaga outsourcing.
Disarankan Jual Divisi Smartphone
Sejumlah analis menyarankan agar Sony menjual bisnis smartphone mereka, pasalnya persaingan harga dengan vendor smartphone lain di kawasan Asia tidak bisa dihindari.
Sejauh ini Sony hanya memiliki market share kurang dari 1 persen di dunia. Perusahaan Jepang ini hanya berhasil mengapalkan 6,5 juta perangkat, utamanya ke Jepang dan Eropa.
Namun begitu, Sony menyebut tidak memiliki niat menjual bisnis smartphone mereka. Hal ini karena perusahaan mengharapkan smartphone menjadi bagian sentral dari jaringan nirkabel generasi kelima (5G). Pada saat itu, mobil dan berbagai perangkat dapat dihubungkan.
Hal tersebut akan membuat bisnis Sony lebih menguntungkan pada per April 2020.
Advertisement
Fujitsu Jual Divisi Smartphone
Selain Sony, sebelumnya ada vendor teknologi Fujitsu yang menjual bisnis perangkat mobile-nya ke perusahaan pendanaan Polaris Capital Group.
Setelah Fujitsu menjual bisnis smartphone-nya, kini hanya tinggal tiga vendor smartphone Jepang yakni Sony, Sharp, dan Kyocera Corp.
Apalagi, bisnis smartphone global kini didominasi oleh merek seperti Apple, Samsung, dan sejumlah vendor perangkat terjangkau dari Tiongkok.
Tahun lalu, Samsung menyebut akan menghentikan operasi di salah satu pabrik smartphone-nya di Tiongkok. Hal ini tak lain karena penjualan smartphone di dunia mengalami kemerosotan.
(Tin/Jek)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: