Sandiaga Santap Bubur Manado Sebelum Kampanye di Kotamobagu Sulut

Selain bicara tentang kuliner, Sandiaga juga memuji keindahan alam Sulut dan potensi pariwisatanya.

oleh Yoseph Ikanubun diperbarui 29 Mar 2019, 14:51 WIB
Cawapres nomor urut 02 Sandiaga Uno kampanye di Sulawesi Utara. (Liputan6.com/ Yoseph Ikanubun)

Liputan6.com, Kotamobagu - Cawapres nomor urut 2 Sandiaga Uno memulai kampanye di Kota Kotamobagu, Provinsi Sulawesi Utara, Jumat (29/3/2019). Sebelum agenda kampanye terbuka itu, Sandiaga menyempatkan diri untuk berolahraga pagi dan menikmati bubur Manado.

"Seperti biasa, saya menikmati olahraga pagi. Juga biasa menikmati kuliner lokal. Makan pagi tadi bubur Manado yang ada di Kotamobagu," ujar Sandiaga di Rainbow Café, Kota Kotamobagu.

Sandiaga mengaku senang bisa mencicipi kuliner yang legendaris dan terkenal itu. 

"Saya mencicipi bubur Manado yang legendaris. Ada campuran labu, beras, dan juga sayurnya. Kuliner lokal ini harus jadi ikon," ujar Sandiaga.

Selain bicara tentang kuliner, Sandiaga juga memuji keindahan alam Sulut dan potensi pariwisatanya.

"Alamnya indah dan punya sumber daya energi seperti panas bumi. Sulut keindahan alamnya luar biasa. Bisa jadi pemicu pembangunan," ujar dia.

Usai menikmati sarapan pagi, Sandiaga berkampanye di Lapangan Torotakon, Kelurahan Mogolaing, Kecamatan Kotamobagu Barat, Kota Kotamobagu, Sulut.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Janji Tak Impor Beras Saat Musim Panen

Sebelumnya, saat kampanye di Kabupaten Sidenreng Rappang (Sidrap), Sulawesi Selatan Kamis 28 Maret 2019,  Sandiaga berjanji tidak akan mengimpor beras saat musim panen.

Kebijakan itu akan dia terapkan bila terpilih menjadi cawapres bersama Prabowo Subianto.

"Sidrap adalah lumbung padi nasional. Tadi saya bertemu  dengan pengusaha muda beras, Haji Rahman. Produksi berasnya surplus. Namun tidak bisa ekspor karena beras Indonesia paling mahal. Ini karena biaya produksinya tinggi, pupuk dan obat-obatan pertanian mahal," terang Sandi dihadapan ribuan masyarakat Sidrap.

Sandiaga berjanji akan memperbaiki distribusi pupuk dan obat-obatan sehingga harganya terjangkau dan menurunkan biaya produksi beras. 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya