Liputan6.com, Jakarta - PT Transportasi Jakarta mulai melirik untuk menggunakan bus ramah lingkungan sebagai armada Transjakarta yang baru.
Agar hal tersebut terwujud, bus listrik merupakan salah satu armada yang akan segera disiapkan pemerintah untuk transportasi Transjakarta.
Advertisement
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dalam rapat pimpinan pada Januari lalu telah menginstruksikan PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) untuk mengkaji bus listrik, bahkan menyiapkan uji cobanya tahun ini.
Hasilnya, Transjakarta mengkaji sesuai instruksi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk melakukan uji coba bus listrik melalui komitmen dengan para penyedia yang bersedia diseleksi yang tertuang dalam nota kesepahaman (Memorandum of UnderStanding/MOU) bersama.
Uji coba bus listrik Transjakarta pun akan segera dilakukan.
Berikut 4 hal tentang penggunaan bus listrik yang akan segera diuji coba Transjakarta dihimpun Liputan6.com:
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
1. Sudah Teken MoU
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dalam rapat pimpinan pada Januari lalu telah menginstruksikan PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) untuk mengkaji bus listrik, bahkan menyiapkan uji cobanya tahun ini.
Sesuai arahan tersebut, Transjakarta mengkaji sesuai instruksi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk melakukan uji coba bus listrik melalui komitmen dengan para penyedia yang bersedia diseleksi yang tertuang dalam nota kesepahaman (Memorandum of UnderStanding/MOU) bersama.
"Untuk mempersiapkan ujicoba, TransJakarta menandatangani MOU dengan tiga perusahaan, vakni BYD, MAB dan RAC-Danfoss, serta satu lembaga pendidikan. Institut Teknologi Bandung (ITB) yang akan menyiapkan bus listrik untuk diuji coba," kata Direktur Utama Transjakarta Agung Wicaksono di Kemayoran, Jakarta, Kamis, 21 Maret 2019.
Selain penyiapan unit yang mendukung kendaraan ramah lingkungan, Transjakarta juga ingin berperan dalam membangun kesadaran publik akan bus listrik.
Advertisement
2. Segera Uji Coba
Direktur Utama Transjakarta, Agung Wicaksono menjelaskan uji coba terkait bus listrik akan dilakukan selama 6 bulan.
"Tentunya tergantung pada kesiapan para mitra, untuk mencapai keseiapan uji coba. Berapa lama kita targetkan kalau bisa jalan di tahun ini makan sekitar 6 bulan untuk uji coba," kata Agung.
Selain itu, Agung menegaskan beberapa syarat seperti uji tipe kendaraan dan hal yang berkaitan dengan peraturan kementrian perhubungan harus dipenuhi sebelum melakukan uji coba.
"Armada harus memenuhi regulasi dalam hal uji tipe, regulasi dari Kementerian Perhubungan yang tentu harus kita patuhi dan memenuhi proses. Transjakarta akan mendukung sepenuhnya hal tersebut sehingga akan berjalan sesuai ketentuan," kata Agung.
Saat disinggung berapa armada yang akan melakukan uji coba, Agung mengaku belum mengetahui secara pasti keseluruhan jumlah unitnya.
"Jadi untuk uji coba kita bukan menetapkan jumlah minimal tapi kita ingin betul-betul yang memenuhi syarat. perkiraan dari pak Gubernur mengestimasi 10 armada. Tapi kita lihat nanti sebarapa jauh kesiapan dari para penyedia, tapi paling enggak kita lihat sudah ada tiga armada yang ada di sini," tutur Agung.
3. Tak Terpaku Satu Perusahaan Bus
Direktur Utama PT Transjakarta Agung Wicaksono menyatakan, tidak ingin fanatik pada satu merek produk dari negara tertentu soal pengadaan bus listrik ini.
"Kami mau terbuka untuk ini, ada 14 penyedia bus di seluruh dunia yang memiliki track record baik, jadi siapa saja," kata Agung Wicaksono, Jumat (29/3/2019).
Bus listrik tersebut, jelas Agung, akan segera diujicobakan yang rencananya pada Mei atau Juni 2019. Namun dari semua penyedia bus yang ada, baru ada dua yang menyatakan kesiapannya yakni PT Mobil Anak Bangsa (MAB) dan pabrikan China Build Your Dream (BYD) yang sudah tersebar di seluruh dunia.
"Satu perusahaan dari Indonesia tapi mereka tetap memiliki teknologi yang tinggi dan satu dari China, ada sekitar tiga bus yang siap, satu dari MAB dan dua dari BYD yang satu bus single dan satu lagi bus medium, bukan dari mananya tapi siapnya," ujarnya.
Kedua perusahaan bus listrik tersebut, kata Agung, adalah yang menyatakan kesiapannya sejauh ini untuk beruji coba pada 2019 ini dengan sanggup memenuhi kriteria operasional, siap kerjasama dengan PLN untuk suplai listriknya dan teknologinya.
"Kami juga masih menunggu dari Eropa, Volvo misalnya, mereka bilang butuh 18 bulan baru bisa siap, Mercedes bilang dalam waktu dekat ini, yang lain misalnya Hino dari Jepang kita juga terbuka," ucapnya.
Merek-merek dunia tersebut, kata Agung, memang memiliki spesifikasi yang dibutuhkan Transjakarta terutama soal kenyamanan. Namun pihaknya menilai yang terpenting adalah kesiapan setiap bus untuk beroperasi di lingkungan Transjakarta.
"Bus listrik itu paling penting di baterai, di iklim tropis seperti negara kita, itu banyak terpakai untuk AC, sedangkan bus Eropa ini enggak berada di situasi itu. Ini yang mereka infonya mau dikembangkan lagi, bagi saya jika ingin beroperasi di Indonesia, siapkan kebutuhan untuk di Indonesia," tuturnya seperti dilansir Antara.
Direncanakan akan ada 10 unit bus listrik yang akan diujicobakan Transjakarta. Namun dirinya belum menentukan koridor mana yang akan dilalui bus listrik tersebut.
"Tapi prinsipnya, Pemprov DKI ingin berada di jalur yang bisa membangun kesadaran publik untuk naik transportasi umum dan kedua rute itu bisa kami kontrol, misal di koridor 1 dan 13," katanya menambahkan.
Bus dari PT MAB dan BYD tersebut diinformasikan oleh pihak Transjakarta, sempat dipamerkan dalam acara Busworld South East Asia 2019 pada 20-22 Maret 2019 lalu dan cukup mendapat sambutan luar biasa dari pengunjung.
Advertisement
4. Mencontoh China
Pemprov DKI Jakarta segera menguji coba bus listrik Transjakarta untuk mengurangi angka polusi udara. Jakarta juga bekerja sama dengan C40 untuk mencontoh bagaimana cara pengoperasian bus listrik agar efektif.
"Pemerintah harus menjadi pihak utama yang melakukan konversi dari kendaraan tenaga berbasis fosil menjadi tenaga yang ramah lingkungan. Itu yang ingin kita lakukan. Yang mulai harus pemerintah. Dan Jakarta komitmen untuk memulai itu," tutur Anies di Balai Kota, Jakarta, Jum'at (29/3/2019).
Setelah dilakukan uji coba, kata Anies, baru dihitung bagaimana nilai efektivitasnya.
"Harapannya nanti setelah uji coba kita akan tahu bagaimana secara ekonomisnya, bagaimana penghitungannya, dari situ nanti disusun roadmap konversinya," lanjut Anies.
Sebelumnya, C40 (Cities Climate Leadership Group) adalah grup yang menghubungkan 90 kota terbaik di dunia untuk mulai beralih menjadi kota rendah emisi (low carbon cities). Nantinya, Jakarta akan dibantu dalam hal melihat pengalaman dan keberhasilan C40 untuk mengubah kota menjadi rendah emisi.