Liputan6.com, Jakarta Prestasi membanggakan terus ditorehkan Kementerian Pariwisata (Kemenpar). Kali ini, Kementerian yang dipimpin Arief Yahya itu meraih 5 award dari PR Indonesia Award (PRIA) 2019. Event ini diselenggarakan Kamis (28/3), di The Trans Luxury, Bandung, Jawa Barat.
Hebatnya lagi, Kemenpar meraih 5 award dari 19 kategori yang dilombakan. Kategori yang berhasil dimenangkan Kemenpar yaitu pemenang Silver kategori Media Cetak (Ragam Pesona Kementerian Pariwisata Edisi III Oktober-Desember 2018), pemenang Gold kategori E-Magazine (Pesona Kementerian Pariwisata Edisi II 2018), pemenang Silver kategori Media Sosial (Kementerian Pariwisata), pemenang Gold kategori SOP Pra Krisis Kementerian Pariwisata, dan pemenang sebagai Kementerian Terpopuler di Media 2018.
Advertisement
Kategori Kementerian Terpopuler di Media ini dinilai berdasarkan hasil monitoring terhadap lembaga, kementerian, dan korporasi yang memiliki eksposur tertinggi selama setahun terakhir di lebih dari 150 media cetak se-Indonesia menggunakan media portal iSentia.
Buat Kepala Biro Komunikasi Publik Kementerian Pariwisata, Guntur Sakti, penghargaan tersebut menjadi kebanggaan. Sekaligus, apresiasi bagi peran dan kinerja Kemenpar.
"Ini kemenangan bersama hasil kerja keras seluruh tim redaksi yang selalu berusaha menghasilkan produk informasi terbaik," kata Guntur Sakti usai menerima penghargaan PRIA 2019, di Hotel Trans Luxury Bandung, Jawa Barat, Kamis (28/3).
Menurut Guntur, di era serba digital saat ini masyarakat tidak hanya membutuhkan informasi yang cepat tapi juga harus benar dengan dilengkapi data pendukung.
Parameternya, dinilai dari konsep 3C yang sering diusung Menteri Pariwisata Arief Yahya yaitu Calibration, Confidence, dan Credibility.
"Dengan penghargaan ini kami berharap kredibilitas Kementerian Pariwisata akan semakin diakui masyarakat dalam penyebaran informasi yang terpercaya," katanya.
Pada 2018, Kementerian Pariwisata berhasil meraih penghargaan PRIA yang berlangsung di Surabaya untuk 3 kategori, yaitu Kementerian Terpopuler di Media 2017, kategori Media Internal Cetak (Ragam Pesona), dan kategori E-Magazine.
Buat Menteri Pariwisata Arief Yahya, torehan ini sangat membanggakan. “Meraih 5 award dalam satu momen tentu sangat membanggakan. Kami ucapkan terima kasih karena telah memberikan banyak kepercayaan kepada Kemenpar. Award ini menjadi pengakuan publik atas kinerja dari Kemenpar. Yang jelas, PRIA 2019 memacu kinerja kami untuk terus memajukan pariwisata Indonesia,” ungkapnya.
Pengakuan publik melalui 5 kategori PRIA 2019 tentu memiliki makna prestisius. Sebab, proses panjang harus dijalani oleh para kontestan. Durasi penilaian dilakukan selama 3 bulan. Proses penjuriannya terbagi 2.
Untuk penjurian nonpresentasi dilakukan 22-25 Februari 2019, lalu penjurian presentasi pada 4-6 Maret 2019. Jumlah jurinya ada 15 orang yang terbagi menurut kategori. Untuk presentasi diantaranya, E-Magazine, Prakrisis, juga Media Sosial.
Komposisi dari presentasi seperti, Sustainability Business, Government PR, dan Departement PR. Jumlah entri PRIA 2019 mencapai 476 entry. Komposisinya ada 95 korporasi, Kementerian, Lembaga, hingga Pemerintah Daerah. Jumlah kontestan tahun ini naik 31,12%. Sebab, PRIA 2018 ‘hanya’ diikuti oleh 363 entry.
“Secara khusus, penghargaan ini memiliki beberapa makna. Award ini jadi kalibrasi dengan kompetitor. Sebab, positioning pariwisata Indonesia saat ini sangat jelas. Dengan PRIA 2019, kami tentu semakin percaya diri dan kredibilitas pariwisata Indonesia terus naik,” terang Menpar lagi.
Posisi PRIA 2019 memang prestisius. PRIA 2019 menjadi program reguler PR Indonesia. Perusahaan media dengan basis majalah bulanan. Fokus utamanya yaitu dunia public relation (PR). Turunan kontennya beragam isu strategis, aktivitas, agenda, pemikiran menonjol, juga figur besar.
Mereka kerap membuat program off-print, seperti Sertifikasi PR, Workshop PR, Awards, dan lainnya. Untuk mendukung kualitas, PRIA 2019 juga melibatkan pihak lain. Mereka kemudian melakukan monitoring terhadap Lembaga, Kementerian, dan Korporasi yang memiliki eksposur tertingga dalam 1 tahun.
Parameter eksposurnya pun mengacu kepada lebih dari 150 media cetak se-Indonesia. Metodenya memakai konsep Mediaportal iSentia.
“Secara kapabilitas, mereka bisa dipertanggungjawabkan. Mereka merupakan sistem besar. PR saat ini juga memiliki peranan vital seiring pesatnya perkembangan dunia digital. Yang jelas, penghargaan ini bagus bagi pariwisata Indonesia. Apalagi, kami terus menggulirkan konsep Tourism 4.0. Tourism 4.0 ini menjadi jawaban atas profil market dunia saat ini,” tutup Menpar.