Menperin Sebut Pekerja Linting Kretek Jadi Pahlawan Industri

Industri hasil tembakau (IHT) merupakan salah satu sektor industri yang berkontribusi besar bagi perekonomian Indonesia.

oleh Septian Deny diperbarui 29 Mar 2019, 19:15 WIB
Sejumlah pekerja wanita beraktivitas di PT Hanjaya Mandala Sampoerna (HMSP)Tbk, Surabaya, Kamis (19/5). HMSP mendapat rekor MURI dengan kecelakaan kerja nihil selama 20 tahun (1996-2006). (AFP Photo/Juni Kriswanto)

Liputan6.com, Jakarta - Industri hasil tembakau (IHT) merupakan salah satu sektor industri yang berkontribusi besar bagi perekonomian Indonesia.

Selain melalui penerimaan cukai, industri ini juga banyak menyerap tenaga kerja di dalam negeri.

Hal tersebut diungkapkan Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto di sela-sela acara silaturahim dengan para pekerja linting di pusat fasilitas produksi PT HM Sampoerna Tbk di Surabaya, Jawa Timur.‎

Airlangga mengatakan, ratusan ribu para pekerja wanita linting sigaret kretek tangan (SKT), yang banyak tersebar di Jawa Tengah dan Jawa Timur merupakan pahlawan industri di Indonesia.

Para pekerja turut berkontribusi dalam menyumbangkan penerimaan cukai bagi negara, yang pada 2018 mencapai Rp 153 triliun.

"Ibu-ibu merupakan pejuang industri. Di dalam setiap rupiah (yang disumbangkan ke negara), ada usaha, kerja keras, dan keringat ibu-ibu. Oleh karena itu, ibu-ibu adalah pahlawannya industri," ujar dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (29/3/2019).

Dalam dua minggu terakhir, Airlangga telah menemui sekitar 8.000 pekerja linting SKT yang tersebar di Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.

 


Mampu Serap Tenaga Kerja

Sejumlah pekerja wanita beraktivitas di PT Hanjaya Mandala Sampoerna (HMSP)Tbk, Surabaya, Kamis (19/5). HMSP mendapat rekor MURI dengan kecelakaan kerja nihil selama 20 tahun (1996-2006). (AFP Photo/Juni Kriswanto)

Dalam kesempatan tersebut, dia juga menekankan pentingnya industri hasil tembakau yang telah menopang perekonomian Indonesia. Industri ini dipandang mampu menyerap tenaga kerja yang banyak. 

Menurut dia, berdasarkan data dari Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyebutkan industri yang telah eksis selama lebih dari satu abad ini mampu menyerap sekitar 6 juta tenaga kerja di Indonesia.

"Tak hanya itu, industri rokok juga dinilai sebagai sektor yang berorientasi ekspor sehingga mampu menopang pertumbuhan ekonomi. Pada 2018 lalu, nilai ekspor rokok dan cerutu meningkat 2,98 persen dibanding tahun sebelumnya yang sebesar USD 904,7 juta," tandas dia.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya