Bangun MRT, Intip Komposisi Utang RI kepada Jepang

Porsi pembayaran utang bangun MRT akan ditanggung oleh Pemerintah Provinsi DKI dan APBN.

oleh Bawono Yadika diperbarui 29 Mar 2019, 20:52 WIB
Dua kereta MRT berada di stasiun Lebak bulus Jakarta, Senin (25/2). Pada 5 Maret nanti pihak Kereta MRT akan membuka pendaftaran uji coba umum. Dengan begitu, masyarakat bisa mengikuti progres pembangunan. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Pembangunan moda raya terpadu (MRT) Jakarta Fase I yakni dengan rute stasiun Bundaran HI-Lebak Bulu menelan biaya sebesar Rp 16 triliun. 

Direktur Utama PT MRT Jakarta, William Sabandar menuturkan, baik MRT Fase I maupun MRT Fase II, keduanya dibangun dari utang oleh Jepang atau Japan International Cooperation Agency Jepang (JICA).

Dia mengatakan, masa utang RI ke Jepang untuk MRT Fase I selama 30 tahun. Itu ditambah dengan masa tenggang (grace period) selama 10 tahun.

"Pinjaman ke Jepang Rp 16 triliun dengan 10 tahun grace period dan 30 tahun masa utangnya. Jadi 2027 kita mulai membayar utang," tutur dia Jumat (29/3/2019).

Untuk pembayarannya pun, porsinya akan ditanggung oleh Pemerintah Provinsi DKI dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

"30 tahun akan dibagi II pembayaranya yakni 51 persen oleh Pemprov ditangung APBD dan 49 persen ditanggung APBN. Jadi ini formatnya sama dengan fase II, Rp 22,5 triliun sudah disepakati, 10 tahun grass period dan komposisinya pendanaannya sama 51 persen APBD dan 49 persen itu adalah APBN," kata dia.


Telan Investasi Rp 22,5 Triliun, MRT Fase II Mulai Dibangun Akhir 2019

Petugas berjalan di dalam kereta MRT yang menuju stasiun Lebak bulus Jakarta, Senin (25/2). 5 Maret nanti pihak Kereta MRT akan membuka pendaftaran uji coba umum. Dengan begitu, masyarakat bisa mengikuti progres pembangunan. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, usai MRT Jakarta Fase I yaitu dari stasiun Bundaran HI-Lebak Bulus, PT MRT Jakarta memastikan, MRT Fase II akan mulai dibangun pada 2019.

Direktur Konstruksi PT MRT Jakarta, Silvia Halim mengatakan, MRT Fase II yakni rute stasiun Bundaran HI-Kota menelan biaya investasi sebesar Rp 22,5 triliun. Proses tender pun dilakukan pada tahun ini.

"Tahun ini bakal mulai tendering fase II. Akhir tahun 2019 sudah mulai dikerjakan. Mulai relokasi utilitas sepanjang korider fase II. Mulai bongkar-bongkar jalan lagi Thamrin dan Hayam Wuruk," tutur dia di Jakarta, Jumat 29 Maret 2019.

Dia menambahkan, perusahaan telah memperoleh persetujuan dari  Kementerian Sekretariat Negara Republik Indonesia (Kemensetneg) untuk membangun track MRT di wilayah atau kawasan seputar Monas.

"Monas sudah dapat persetujuan Kemensesneg untuk bangun di kawasan Monas," kata dia.

Silvia menuturkan, MRT Fase II ditargetkan rampung pada 2024.  "Target rampung akhir 2024, 2025 beroperasi," pungkasnya.

 

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya