Liputan6.com, Jakarta - Balai Besar Karantina Pertanian (BBKP) Bandara Internasional Soekarno Hatta memusnahkan enam ton bibit jagung asal India. Lantaran, dalam bibit tersebut terdapat bakteri Pseudomonas syringae pv syringae.
"Bakteri itu masuk golongan A1 atau tidak bisa ditanggulangi di Indonesia jika sudah terlanjur tersebar," tutur Kepala Badan Karantina Pertanian, Ali Jamil Harahap, saat ditemui di Kantor BBKP Bandara Internasional Soekarno Hatta, Sabtu (30/3/2019).
Oleh karena itu, jalan satu-satunya, ketika sudah berhasil digagalkan, oleh petugas BBKP harus segera dimusnahkan dengan cara dibakar.
Baca Juga
Advertisement
Sebenarnya, bibit jagung impor berbahaya tersebut, sudah memenuhi semua syarat administrasi. Namun, saat masuk dalam pengecekan laboratorium, bibit bawaan PT Metahelix Life Sciences Ltd tersebut, tidak lolos.
"Setelah dilakukan analisis laboratorium, ternyata benih asal dari india itu mengandung organisme pengganggu tumbuhan karantina (OPTK) A1. Oleh karenanya tidak dapat disebarkan ke petani," kata Ali Jamil.
Bila terlanjur tersebar dengan tidak ada obat atau penangkal yang dimiliki Indonesia, maka bakteri tersebut dapat merusak lahan dan pertanian di Indonesia.
"Kalau itu lolos di pertanaman jagung kita dampaknya sangat besar. Jangung-jagung kita akan terkena penyakit. Lebih fatal lagi lahan-lahan pertanian kita dapat terjangkit bakteri itu," ujar dia.
Menurut Jamil, pihaknya sangat serius menangani benih jagung berbakteri itu. Terlebih saat ini Indonesia telah melakukan ekspor jagung.
"Terlebih saat ini program kita adalah ketahanan pangan, untuk jagung tetutama. Kita telah mengekspor jagung," ungkapnya.
Pemusnahan bibit jagung tersebut juga disaksikan Dirjen Tanaman Pangan Gatot Irianto, Inspektorat Jendral Kementerian Pertanian Justan Ridwan Siahaan, perwakilan dari PT Metahelix Life Sciences Ltd, serta jajaran Kementerian Pertanian dan Dinas Pertanian di Banten.
Jadi Pelajaran untuk Pengusaha Pengekspor Bibit
Sementara, Riro Sutanto perwakilan dari PT Metahelix Life Sciences Ltd, mengaku kejadian ini menjadi pelajaran bagi pihaknya.
"Ini jadi pelajaran untuk kami dan kita semua, untuk ke depannya agar lebih berhati-hati lagi," tutur dia.
Dia pun tidak masalah bila enam ton bibit jagung asal India yang dibawa perusahaaannya masuk ke Indonesia, ternyata langsung dimusnahkan lantaran mengandung bakteri. Daripada menghancurkan pertanian dalam negeri, lebih baik dimusnakan semua.
"Kita bukan kali ini saja coba memasukan bibit ke Indonesia, ini sudah keempat kalinya, tapi baru ini yang begini. Makanya, ke depan kami akan terus evaluasi," tutur dia. (Pramita Tristiawati)
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement