Diplomasi Palang Merah Sukses Buka Jalur Distribusi Bantuan ke Venezuela

Melalui serangkaian diplomasi, Palang Merah Internasional berhasil mendorong kesepakatan tentang izin distribusi bantuan ke Venezuela.

oleh Happy Ferdian Syah Utomo diperbarui 30 Mar 2019, 14:15 WIB
Kontainer dan tanker memblokade jalan bagi masuknya bantuan kemanusian ke Venezuela via Kolombia (AFP Photo)

Liputan6.com, Caracas - Palang Merah Internasional telah memperantarai kesepakatan antara perwakilan dari pemimpin Venezuela Nicolás Maduro, dan pemimpin oposisi Juan Guaido, untuk mengizinkan distribusi bantuan kemanusiaan ke negara itu.

Dikutip dari The Guardian pada Sabtu (30/3/2019), kesepakatan itu menunjukkan jalan tengah yang jarang terjadi di antara kedua kubu yang saling berkonflik di Venezuela.

"Pengiriman bantuan pertama untuk sekitar 650.000 orang kemungkinan mencapai Venezuela dalam dua pekan," ujar Francesco Rocca, presiden Federasi Palang Merah Internasional dalam konferensi pers, Jumat 29 Maret.

"Ini adalah operasi yang mirip dengan apa yang terjadi di Suriah, dalam hal jumlah orang yang akan menerimanya," lanjutnya.

Pengiriman bantuan tersebut akan mencakup peralatan medis, peralatan bedah, dan generator, yang sangat dibutuhkan, ketika saat ini, Venezuela bergulat dengan pemadaman listrik akut.

Venezuela telah terperosok dalam krisis ekonomi, politik, dan kemanusiaan selama lima tahun terakhir. Hiperinflasi --yang diprediksi mencapai 10 juta persen tahun ini-- telah membuat harga obat-obatan dan banyak bahan pokok sehari-hari sulit dijangkau oleh kebanyakan orang.

Menurut Caritas, sebuah organisasi kemanusiaan Katolik, rata-rata orang Venezuela kehilangan berat badan 10 kilogram, dan sementara tiga juta penduduk lokal telah melarikan diri ke negara-negara tetangga untuk bertahan hidup.

 

Simak video pilihan berikut: 

 


Bukti Nyata Diplomasi Independen

Polisi mengawal konvoi bantuan kemanusiaan untuk Venezuela menuju Jembatan Tienditas di perbatasan Kolombia-Venezuela, Cucuta, Kolombia, Kamis (7/2). Menteri Eropa dan Amerika Latin meminta Nicolas Maduro mengadakan pemilu. (Schneyder Mendoza/AFP)

Presiden Venezuela Nicola Maduro telah lama menyangkal adanya krisis kemanusiaan, dan bahkan pada 23 Februari lalu, memblokir upaya masuknya bantuan yang dipimpin oleh Guaido.

Kala itu, kekerasan meletus di perbatasan Venezuela dengan Brasil dan Kolombia. Pendukung oposisi bentrok dengan pasukan keamanan, sementara beberapa truk yang membawa makanan dan pasokan medis dibakar, dan tidak ada kabar lanjutannya hingga saat ini.

Sebagian besar truk bantuan tersebut berputar balik, dan hanya sedikit bantuan yang berhasil masuk ke Venezuela.

Maduro menggambarkan bantuan itu sebagai awal dari intervensi asing, sementara wakil presidennya, Delcy Rodríguez, menggambarkan distribusi tersebut sebagai "kanker".

Keberhasilan upaya terbaru sebagian besar karena keterlibatan Palang Merah Internasional, yang aktif melakukan pendekatan dua sisi di Venezuela.

"Keberhasilan Palang merah adalah bukti nyata bahwa diplomasi independen, serta negosiasi terpisah dengan Maduro dan pihak oposisi," twit Geoff Ramsey, seorang analis Venezuela pada lembaga konsultan Washington Office in Amerika Latin.

Di lain pihak, Juan Guaido, berbicara dalam sebuah video yang diunggah di Twitter pada Jumat pagi, dengan cepat menyebut pengumuman itu sebagai sebuah hasil baik, dan mengklaim "kemenangan besar dalam perjuangan kami".

Sementara dari pihak Maduro, belum ada tanggapan resmi tentang distribusi bantuan tersebut.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya