Liputan6.com, Jakarta - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memutuskan mengakhiri masa tanggap darurat banjir Sentani, Jumat, 29 Maret 2019. Berakhirnya masa tanggap darurat, akan dilanjut dengan masa transisi darurat menuju pemulihan.
"Rapat koordinasi menyepakati tanggap darurat berakhir pada Jumat (29/3), dilanjutkan dengan transisi darurat menuju pemulihan selama tiga bulan mulai Sabtu (30/3) hingga Kamis (27/6/2019)," ujar Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho melalui pesan tertulis, Sabtu (30/3/2019).
Advertisement
Sutopo mengatakan hal-hal yang dilakukan pada masa tanggap darurat dapat dilanjutkan kembali selama masa transisi darurat menuju pemulihan, kecuali pencarian korban.
Status transisi darurat banjir Sentani hanya administratif agar tetap ada kemudahan akses dalam penggunaan anggaran, pengerahan personel, logistik, peralatan dan lain-lain selama penanganan bencana.
"Dengan masa tanggap darurat yang berakhir, sebagian personel akan kembali ke daerahnya. Personel yang berkurang itu telah disiapkan antisipasi," tutur Sutopo.
Ribuan Personel Masih Bertugas
Menurut dia, sebanyak 7.321 personel gabungan masih bertugas di lapangan selama penanganan darurat di lokasi bencana.
"Stok logistik untuk pengungsi masih cukup untuk 14 hari mendatang. BNPB terus mendampingi BPBD dalam penanganan darurat. Selama masa transisi darurat pemerintah juga akan tetap mendampingi dan memberikan bantuan untuk korban bencana," jelas dia.
Banjir bandang Sentani terjadi pada Sabtu, 16 Maret 2019, pukul 18.00 hingga 23.30 WIT, di Distrik Sentani, Distrik Waibu, Distrik Sentani Barat, Distrik Ravenirara dan Distrik Depapre.
Banjir bandang di wilayah Kabupaten Jayapura dan sekitarnya terjadi akibat hujan deras di wilayah Pegunungan Cycloops yang sudah gundul.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Advertisement