Ini Visi dan Misi Kedua Capres untuk Urusan Politik Luar Negeri Indonesia

Berikut visi dan misi yang disampaikan kedua capres terkait politik luar negeri Indonesia dalam debat keempat capres untuk Pemilu 2019.

oleh Afra Augesti diperbarui 30 Mar 2019, 20:32 WIB
Capres dan cawapres nomor urut 01 Joko Widodo atau Jokowi-Ma'ruf Amin bersalaman dengan capres dan cawapres nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno usai debat perdana Pilpres 2019 di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis (17/1). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Debat keempat pemilihan presiden (pilpres) digelar pada hari ini, Sabtu (31/3/2019) malam. Kedua kandidat kembali akan membahas sejumlah isu yang sudah ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Saat debat dimulai, kedua kandidat diminta untuk menyampaikan visi dan misi terlebih dahulu. Capres nomor urut 02, Prabowo Subianto, mendapat kesempatan pertama untuk mengutarakannya.

Pada kesempatan tersebut, Prabowo mengatakan bahwa bila terpilih sebagai Orang Nomor Satu Indonesia, pemerintahannya akan bersikap baik kepada semua negara sahabat dan menjalin hubungan yang tidak merugikan.

"Kita menganut paham '1.000 kawan terlalu sedikit, 1 lawan terlalu banyak', kita akan baik dengan semua negara, dengan semua kekuatan di seluruh dunia. Kita akan baik, kita akan mencari hubungan yang saling menguntungkan. Tapi kita juga akan mempertahankan dan membela rakyat kita yang utama. Bagi kita, membela rakyat adalah kehormatan yang sangat mulia," ujarnya di lokasi debat keempat Pilpres 2019 di Hotel Shangri-la, Jakarta Selatan.

Sementara itu, capres petahana Joko Widodo (Jokowi), terkait hubungan internasional, dirinya menyebut bahwa situasi dunia saat ini penuh dengan ketidakpastian. Multilateralisme yang dilemahkan. Proteksionisme semakin meningkat.

"Tetapi Indonesia harus berdiri tegak, bermartabat, dan tetap menjalankan politik luar negeri yang bebas-aktif. Bebas menjalankan, memperjuangkan kepentingan-kepentingan nasional dan aktif ikut dalam perdamaian dunia yang baik," tutupnya.

Debat keempat pilpres pada malam ini mengangkat tema ideologi, pemerintahan, pertahanan dan keamanan, serta hubungan internasional.

 

Saksikan juga video berikut ini:


Mekanisme Debat

Presiden Jokowi dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto bersantai sambil menaiki kuda di halaman kediaman Prabowo di Hambalang, Bogor, Senin (31/10). Keduanya usai melakukan pertemuan tertutup selama hampir 2 jam. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Secara umum, mekanisme dan aturan debat keempat ini hampir sama dengan sebelumnya.

"Untuk debat keempat, format dan mekanisme sama dengan debat ketiga. Hanya untuk sesi empat dan lima, sesi debat itu diatur penggunakaan waktunya," ujar Komisioner KPU, Wahyu Setiawan di lokasi, Jakarta.

Pada sesi empat dan lima, moderator memberikan kesempatan kedua kandidat untuk saling bertanya dan menjawab. Setiap pertanyaan diberikan waktu selama delapan menit. Dari waktu tersebut dibagi secara adil kepada Jokowi dan Prabowo masing-masing empat menit.

"Sehingga dengan pengaturan waktu ini, kedua calon mendapat alokasi waktu yang sama, dan prinsip keadilan dapat diterapkan dalam debat keempat ini," tuturnya.

Sesi pertama debat akan diisi dengan pemaparan visi, misi, serta program dari masing-masing kandidat. Kemudian di sesi dua dan tiga dilakukan pendalaman visi, misi, dan program melalui beberapa pertanyaan yang diajukan moderator.

Sementara sesi keenam diisi dengan penyampaian pernyataan penutup oleh masing-masing kandidat.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya