Visi Misi Prabowo dan Jokowi dalam Debat Keempat Pilpres 2019

Mengawali debat capres 2019, Jokowi dan Prabowo mengadu visi misi keduanya untuk Indonesia.

oleh Devira Prastiwi diperbarui 30 Mar 2019, 21:14 WIB
Calon Presiden nomor urut 01 Jokowi dan Calon Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto dalam debat keempat Pilpres 2019. (Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Debat capres 2019 sedang berlangsung di Shangri-La Hotel Jakarta. Debat kali ini mengadu gagasan, visi, dan misi kedua capres Joko Widodo atau Jokowi dan Prabowo Subianto.

Tema debat capres 2019 yang keempat ini adalah Ideologi, Pemerintahan, Pertahanan dan Keamanan, serta Hubungan Internasional.

Mengawali debat, Jokowi dan Prabowo mengadu visi misi keduanya untuk Indonesia. Sesuai pengundian yang telah dilakukan, Prabowo mendapat giliran pertama untuk menjelaskan visi misinya.

Dalam pemaparan visi misi, Prabowo menegaskan, ideologi Pancasila adalah final, karena merupakan hasil suatu kompromi besar dan kecemerlangan dari generasi pendiri bangsa kita.

Sedangkan Jokowi menegaskan, Pancasila merupakan kesepakatan pendiri dan tokoh bangsa dari berbagai ragam suku dan budaya. Untuk itu, Pancasila harus tetap dijaga bersama.

Berikut visi misi Jokowi dan Prabowo saat debat capres 2019 dihimpun Liputan6.com:

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


1. Visi Misi Prabowo Subianto

Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto memaparkan visi misi dalam debat keempat Pilpres 2019 di Hotel Shangri-La, Jakarta, Sabtu (30/3). Debat kali ini mengangkat tema tentang ideologi, pemerintahan, pertahanan dan keamanan, serta hubungan internasional. (Liputan6.com/JohanTallo)

Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto mendapat giliran pertama menjelaskan visi misinya. Dia menjelaskan, ideologi Pancasila adalah final, karena merupakan hasil suatu kompromi besar dan kecemerlangan dari generasi pendiri bangsa kita. Hal itu disampaikan Prabowo dalam pemaparan visi misi dalam debat keempat Pilpres 2019.

"Pancasila berhasil mempersatukan ratusan kelompok etnis, suku, agama besar, budaya yang berlainan dan bahasa berlainan. Kompromi inilah yang menghasilkan Inonesia. Karena itu, kami bertekad mempertahankan Pancasila sampai titik darah penghabisan," ujar Prabowo dalam debat capres keempat di Hotel Shangri-La, Jakarta Pusat, Sabtu (30/3/2019) malam.

Sementara di bidang pemerintahan, dia mengatakan bahwa lembaga pemerintah harus kuat, baru negara kuat dan program pembangunan bisa dilaksanakan.

"Kalau lemah, terlalu banyak korupsi, jual beli jabatan, negara akan lemah. Kami akan memperkuat lembaga pemerintah, kami akan memperbaiki kesejahteraan seluruh aparat pemerintah," tegas Prabowo.

Tak hanya itu, dia juga mengatakan bahwa korupsi di Indonesia saat ini sudah sangat mengkhawatirkan.

"Saya berpandangan bahwa korupsi di Indonesia sudah dalam tahap parah. Kalau penyakit sudah stadium empat," ujar Prabowo.

Sementara di bidang pertahanan, mantan Danjen Kopassus ini mengatakan Indonesia terlalu lemah, "Anggaran terlalu kecil, ini akan kita perbaiki," ujar Prabowo.

Di bidang hubungan internasional, Ketua Umum Partai Gerindra ini menegaskan akan menjalin hubungan dengan negara lain. Di lain sisi, tetap dengan menjaga martabat bangsa dan hak warga negara.

"Kita juga akan membela rakyat kita, karena membela rakyat adalah kehormatan yang sangat mulia," pungkas Prabowo.

 


2. Visi Misi Jokowi

Calon Presiden nomor urut 01 Jokowi dalam debat keempat Pilpres 2019. (Liputan6.com)

Calon Presiden Nomor Urut 01 Jokowi dalam visi misinya pada debat keempat Pilpres 2019 mengungkap, Pancasila merupakan kesepakatan pendiri dan tokoh bangsa dari berbagai ragam suku dan budaya. Untuk itu, Pancasila harus tetap dijaga bersama.

"Untuk itu, menjadi kewajiban bersama untuk menjaga, merawat, dan menjalankan dalam kehidupan sehari-hari dalam berbangsa dan bernegara," ujar Jokowi dalam debat capres di Hotel Shangri-La, Jakarta, Sabtu (30/3/2019).

Terkait dengan pemerintahan, Jokowi menjelaskan akan menerapkan sistem digital. Hal itu diperlukan dalam reformasi pelayanan publik.

"Pemerintahan ke depan, diperlukan pemerintahan 'Dilan', digital melayani. Diperlukan reformasi dalam pelayanan publik lewat elektronik," ujar Jokowi.

Untuk mewujudkan rencana itu, diperlukan penajaman dan penyederhanaann kelembagaan. "Diperlukan SDM aparatur kita dalam reformasi tata kelola," kata dia.

Terkait dengan pertahanan, Jokowi menilai peningkatan kualitas SDM, pengembangan SDM TNI mutlak diperlukan. Terutama dalam hal penguasaan teknologi persenjataan dan cyber.

"Ke depan perang teknologi. Pembangunan alutsista sangat diperlukan. Kalau belum mampu, kita join produk dengan negara lain," jelas Jokowi.

Sementara dalam hal politik luar negeri, dia mengungkapkan saat ini dunia dalam situasi penuh ketidapastikan. Untuk itu, Indonesia harus tetap memiliki peran dalam dunia global.

"Indonesia harus berdiri tegak, bermartabak dan dapat menerapkan politik bebas aktif," ujar Jokowi.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya