Liputan6.com, Jakarta - Saat ini, hampir semua orang menggunakan media sosial seperti Facebook, Instagram, Facebook dan lainnya. Menurut data ASEAN Studies Center pada 2018, terdapat 360 juta orang menggunakan media sosial di Asia tenggara.
Dari jumlah tersebut banyak orang yang membuat akun, menulis konten, melihat sesuatu yang diminati dari orang lain, menarik orang-orang untuk melihat sebuah post, dan membagikannya secara tidak sadar.
Advertisement
Ini terlihat bahwa setiap orang yang menggunakan media soaial dapat memiliki sumber trafik sendiri dan mendapatkan benefit dari setiap post yang mereka kirim.
Menyadari fenomena tersebut, Ecomobi menciptakan inovasi baru di bidang e-Commerce, yang menghubungkan pembuat konten, influencer, komunitas, dan siapa saja yang memiliki trafik dengan klien yang memiliki bisnis besar. Hal ini disebut social selling platform.
"Tujuan kami membangun platform ini adalah untuk menciptakan koneksi yang efektif antara key opinion leader (KOL) dan vendor. KOL dapat dikonsultasikan untuk memilih brand yang sesuai dengan image mereka, demikian juga dengan vendor," kata CEO Ecomobi Singapura, Mr. Truong Cong Thanh melalui keterangnnya, Minggu (31/3/2019).
Ecomobi social selling platform memberikan solusi bagi orang-orang untuk menjual produk apa pun di channel mereka sendiri, sehingga tidak perlu melakukan banyak kegiatan di situs web vendor.
"Mereka juga dapat membuat konsumen berinteraksi dan berkomentar untuk membeli produk langsung di channel media sosial mereka," ujar Truong menamnbahkan.
Miliki 30.000 Mitra
Dalam kurun waktu 3 tahun, Ecomobi berhasil melakukan apa yang telah dijelaskan di atas, di mana memiliki lebih dari 30.000 mitra dalam jaringan penjualannya dan mencapai pendapatan lebih dari USD 200 juta untuk vendor.
Ecomobi adalah platform penjualan berbasis media sosial yang menghubungkan klien-klien besar dengan praktisi di dunia pemasaran daring (publisher) dan influencer di media sosial.
Klien dapat meningkatkan pendapatan penjualan mereka secara signifikan berdasarkan dari key performance indicator (KPI)yang telah disepakati seperti CPS (cost per sales).
Para publisher dan influencer di media sosial dapat mendatangkan uang dari iklan yang mereka jalankan, juga dari penjualan produk atau layanan dari brand terkenal ke basis fans mereka.
(Isk/Jek)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini
Advertisement